|
Tarian Jaranan |
Masa kecil memang sudah lewat, tetapi kenangannya terus melekat. Karena tradisi diajarkan turun temurun, seperti halnya lagu pengiring permainan atau tembang dolanan. Salah satunya lagu ‘Jaranan’ yang terus terdengar selagi anak-anak kecil bermain. Mungkin mereka tidaklah paham apa arti lagu tersebut, yang mereka tahu adalah bermain.
Yah, meskipun lagu untuk bermain-main, namun ada maknanya juga. Berikut ini adalah arti dan makna yang terkandung dalam lagu ‘Jaranan’.
Jaranan
“Jaranan- jaranan, jarane jaran teji
Sing numpak ndoro bei
Sing ngiring para mentri
Jeg-jeg nong, jreg-jreg gung
Jeg-jeg gedebuk krincing
Gedebug jedher
Gedebug krincing
Jeg-jeg gedebuk jedher”
Syair tembang dolanan yang berjudul ‘Jaranan’ artinya dalam bahasa Indonesia yaitu:
“berkuda, berkuda, kudanya teji (tinggi besar)
yang naik Tuan Bei yang mengiring para menteri
“Jeg-jeg nong, jeg-jeg gung
Jeg-jeg gedebuk krincing
Gedebuk jedher
Gedebuk krincing
Gedebuk jedher
Jeg-jeg gedebuk jedher”
thong thing, thing thong thing tho. (3X)
Tembang dolanan jaranan sebenarnya hanya terdiri atas empat larik, untuk larik berikutnya hanya diulang-ulang. Kalau dilihat dari syairnya terdapat makna budi pekerti yang tersirat dalam tembang tersebut, antara lain:
Kebersamaan
Dalam syair ‘sing numpak ndara Bei sing ngiring para menteri’, di sana terdapat rasa kebersamaan antara atasan dan bawahan. Kebersamaan untuk saling membutuhkan dan saling membantu. Orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi membutuhkan orang yang berkedudukan lebih rendah, demikian pula sebaliknya. Kedudukan yang tinggi tersebut diibaratkan ndara Bei yang membutuhkan pengawalan dari para menterinya yang dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah.
Menghormati yang lebih tinggi kedudukannya
Budaya Jawa telah mengajarkan bahwa seseorang yang mempunyai kedudukan lebih rendah harus menghormati orang yang berkedudukan lebih tinggi. Hal itu tampak pada syair sing numpak ndara Bei sing ngiring para menteri. Dalam syair tersebut ndara Bei dianggap mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari para menterinya, karena sebutan ndara Bei hanya digunakan untuk seseorang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan keturunan ningrat.
Apalagi ditunjang dengan tunggangannya kuda yang tinggi besar yang harus diiringi oleh para menterinya. Oleh karena itu, tugas para menteri adalah mengawal ndara Bei tersebut. Dalam hal ini, jelas bahwa budi pekerti yang harus ditanamkan adalah sikap menghormati yang lebih tua atau yang lebih tinggi kedudukannya.
Syairnya memang sangat pendek, lebih banyak syairnya seperti bunyi-bunyian langkah kuda dan iring-iringannya. Walaupun begitu, pesan di dalamnya sangat bagus. Semoga dapat menambah khazanah pengetahuan akan budaya kita.