Truntum berarti timbul kembali yang berkaitan dengan kata katresnan atau cinta kasih suami isteri. Maknanya bahwa kehidupan manis tidak terlepas dari dua hal yaitu bungah-susah (senang-susah), padhang-peteng (terang-gelap), kaya-miskin dan seterusnya.
Batik truntum termasuk kelompok motif Ceplok. Motif truntum menggambarkan bunga dilihat dari depan terletak pada bidang berbentuk segi empat. Truntum berasal dari teruntum – tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Teruntum memiliki arti senantiasa tumbuh, bersemi, semarak lagi. Pola batik truntum menggambarkan sebuah rangkaian bunga-bunga kecil berserta sari-sarinya ibaratnya bunga melati gambir yang sedang mekar berkembang berbau harum semerbak dengan semaraknya di taman.
Suatu pengharapan bagi si pemakai motif ini, agar di dalam hidup berkeluarga hendaknya selalu terjadi hubungan yang harmonis, penuh kasih sayang, baik kehidupan suami isteri, hubungan antara anak dengan orang tua dalam keluarga sendiri, maupun meluas ke keluarga orang lain dan masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan fungsi motif truntum yang dikenakan pada saat upacara midodareni dan panggih dipakai oleh kedua orang tua pengantin. Dengan harapan jangan sampai terjadi perselisihan antara ibu dan bapak dalam niat menjodohkan anaknya.
Memakai kebaya dengan kain batik motif truntum yang disoga coklat |
Photo designed by Oyin