» » Pelajaran Kehidupan dari Alam Rahim

Pembaca :
Judul Buku : Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan
Penulis/Pengarang : Fahd Djibran
Editor : Nita Taufik
Ilustrasi : Adriane Yunita
Penerbit : Goodfaith
Edisi : Cetakan Pertama, Juni 2010
Tebal : 316 halaman

Jika Anda adalah seorang ibu atau calon ibu, juga para calon ayah, buku ini sangat perlu dibaca!

Belakangan ini sering sekali kita menyaksikan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak yang tidak menghargai ibunya. Bahkan tak jarang kita mendengar dari pemberitaan di media massa seorang anak tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Fenomena ini tentu saja sungguh menyedihkan sebab seperti kita ketahui ibu adalah orang yang melahirkan kita sehingga sudah seharusnya mereka dihormati dan diperlakukan dengan baik, bukannya diabaikan apalagi sampai dibunuh.

Anak-anak yang tidak menyayangi ibunya sesungguhnya telah lupa sama sekali bahwa mereka pernah meminjam setengah nyawa ibunya ketika hidup selama sembilan bulan di dalam kandungan ibunya. Dengan beratnya penderitaan yang harus ditanggung seorang ibu, wajar saja jika Tuhan menempatkan kedudukan ibu lebih tinggi tiga kali dibandingkan kedudukan seorang ayah. Puncak penghormatan Tuhan kepada seorang ibu adalah ketika Dia menyatakan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu.

Membicarakan pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu memang tiada habisnya. Buku anak-anak yang fenomenal, Harry Potter, adalah salah satu contoh mengenai bagaimana kasih sayang sang ibu menyelamatkan Harry dari kematian walau harus ditebus dengan kematiannya.

Tema tentang kemuliaan sosok ibu juga yang coba diangkat oleh seorang Fahd Djibran dalam bukunya yang diberi judul Rahim. Lewat Rahim, Fahd ingin membuka mata semua orang akan dahsyatnya sebuah proses awal kehidupan yang sedang berlangsung di alam yang selama ini seolah ’gelap’ bagi kita padahal kita semua pasti pernah mengalaminya.

Rahim berkisah tentang perjalanan seorang bayi di alam yang disebut Alam Rahim. Dalam buku ini, Rahim dikisahkan sebagai nama lain dari Alam Semesta. Dongeng tentang Rahim dibuat berdasarkan kisah yang disampaikan oleh Pengabar Berita dari Alam Rahim, Dakka Madakka, kepada sang bayi.

Dakka Madakka digambarkan berperawakan agak pendek, berkulit hitam, menggunakan pakaian yang agak aneh dengan manik-manik menyala di dadanya dan bertuliskan AR (Alam Rahim), serta berjalan tergesa-gesa dengan kondisi kaki kanan agak pincang. Dakka berasal dari suatu tempat di mana matahari terbit agak terlambat tiga puluh lima detik dan terbenam lebih cepat tiga ratus lima puluh detik.

Di Alam Rahim, ukuran tubuh sang jabang bayi berkembang dengan sangat cepat menjadi empat kali lipat lebih besar dari bentuk semulanya. Di sana juga ada Menteri Khusus Urusan Mimpi Kerajaan Alam Rahim yang bertugas meracik makanan rahasia. Jika dimakan, maka ia akan menyebabkan tidur dan membawa bayi yang tidur ke mana pun ia mau.

Profesor Waktu yang bertugas di Alam Rahim menyebutkan angka 24.471.165 detik. Keseluruhan waktu setara dengan 9 bulan, 13 hari, 5 jam, 32 menit dan 45 detik. Semuanya terlihat cepat! Mengingat satu detik di Alam Rahim sama dengan satu menit di Alam Dunia. Bayangkan betapa lamanya penderitaan yang harus ditanggung seorang ibu karena harus membawa beban sekian kilo di tubuhnya. Tentunya beban yang dibawa dengan rasa syukur dan kasih sayang.

Pemaparan tentang suatu dunia yang bisa dikatakan penuh misteri bagi sebagian besar umat manusia, namun sayangnya jarang sekali memancing rasa ingin tahu, itu digambarkan dengan sangat mendetail tapi juga dengan bahasa yang mudah dicerna pembaca sehingga mampu menumbuhkan rasa takjub mereka yang membacanya. Walhasil proses pertumbuhan janin menjadi sebuah proses yang penuh dengan keajaiban sekaligus penyadaran akan keagungan Tuhan.

Untuk semakin menggugah perasaan para pembaca akan kedahsyatan proses yang sedang berlangsung dalam Alam Rahim, penulis menambahkan sebuah paragraf yang berisi kalimat yang patut direnungi maknanya di akhir setiap bab. Selain itu terdapat pula karikatur yang disesuaikan dengan isi yang terkandung dalam bab yang sedang dibahas. Agar penampilan buku ini kian menarik, pada setiap akhir bab, terdapat gambar perjalanan sang jabang bayi.

Sudah bisa ditebak banyak pelajaran tentang kehidupan yang dapat kita ambil dari buku ini. Setelah membaca buku ini, setiap individu diharapkan akan lebih mensyukuri keberadaannya serta mensyukuri kehidupan yang dititipkan dalam wujud anak kepada mereka. Buku ini adalah bacaan yang sangat cocok untuk para perempuan serta para calon ayah, bahkan yang sudah menjadi ayah. Cocok juga untuk diberikan kepada buah hati.

Buku ini mengingatkan saya pada kisah seorang sahabat. Beberapa tahun yang lalu dia dengan bangganya bercerita, saat melahirkan anak pertama, suaminya ikut menemani ke dalam kamar bersalin. Sang suami membantunya mengatasi rasa sakit dengan merelakan tanganya dipegang sedemikian kuatnya hingga lecet-lecet terkena tekanan kuku. Sang suami juga melihat bagaimana bayi merah itu dibersihkan sebelum diberikan kepadanya untuk di-azankan. Sejak saat itu kasih sayang sang suami kian melimpah.

Namun, beberapa tahun kemudian, saya mendapat kabar bahwa rumah tangga sahabat saya itu sudah berakhir. Saat bertemu, sahabat saya itu hanya tertawa ketika ditanya kepastian berita tersebut. Hal ini tentunya aneh mengingat baru beberapa waktu yang lalu sang suami selalu memuji perjuangan sang istri saat melahirkan.

“Seandainya ada sebuah buku atau semacam kenangan yang bisa mengingatkan bagaimana perjuangan seorang ibu saat mengandung dan melahirkan anak, tentunya ia tidak akan pernah lupa dan berbuat yang aneh-aneh,” kata sahabat saya dengan mata berkaca-kaca. “Sudah melihatku berjuang saja ia masih macam-macam, bagaimana jika tidak,” sambungnya lagi. Saya hanya bisa terdiam, tidak tahu harus berkata apa.

Satu-satunya kekurangan dari buku ini menurut saya terletak pada pengulangan cerita mengenai betapa cepatnya waktu berjalan di Dunia Rahim. Entah untuk penegasan atau dilakukan tanpa sengaja, namun menurut saya hal itu cukup jika hanya diuraikan satu kali sehingga kesan dramatisnya lebih terasa.

Bintang lima layak diberikan untuk buku ini! Karena itu tidak mengherankan jika sang tukang cerita pada 14 Juli 2010 yang lalu, melalui Yayasan Wakaf Paramadina (Indonesia) dan Hivos Foundation (Netherland), dianugerahi Ahmad Wahib Award 2010. Tak aneh pula kalau buku ini direkomendasikan dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta (Kick Andy-Metro TV). (Truly Rudiono)







http://www.harianpelita.com/read/9403/17/resensi/pelajaran-kehidupan-dari-alam-rahim/



"...Dengan beratnya penderitaan yang harus ditanggung seorang ibu, wajar saja jika Tuhan menempatkan kedudukan ibu lebih tinggi tiga kali dibandingkan kedudukan seorang ayah. 

Puncak penghormatan Tuhan kepada seorang ibu adalah ketika Dia menyatakan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu..."



Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Pelajaran Kehidupan dari Alam Rahim . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda