» » Takdir atau Tradisi

Pembaca :
Ini sore hari, orang berlalu lalang saling menyapa di halaman rumah. Ada perayaan tahun baru yang cukup meriah di desa kami. Semua lelah tetapi selalu tersenyum. Ini disebut tradisi. Dan tradisi ini adalah bagian dari takdir. Dahulu, jauh sebelum hari ini entah seperti apa kejadiannya sehingga muncul tradisi memperingati tahun baru hijriah. Segala sesuatu yang muncul hari ini penyebabnya ada di masa lalu.

Bingung dengan prolog diatas ?? Anggap saja itu adegan dari sebuah sinema layar tancap di dusun terpencil.

Hidup adalah sebuah pilihan, banyak yang berpendapat seperti ini. Apa kita juga mempercayai pernyataan tersebut. Lalu, sudahkah kita memilih? Yang berarti bukan mengikuti takdir? Kita tidak tahu takdir seperti apa yang tertulis sebelum kita lahir. Karena tentara langit berjanji tidak memberitahu satupun manusia di dunia bahkan kepada seorang utusan pun.

Bisakah pertemuan kita dikategorikan sebagai takdir? Yang berarti kita mengikutinya?

Pernah bermain poker? Kartu 52 lembar dengan Jack Queen dan King serta As. Mereka dibuat urut dari angka kecil hingga ke King, mulai dari sekop, hati, keriting dan bata. Semua ada urutannya. Semua ada aturannya. Itu juga bagian dari tradisi bermain kartu. Apakah ini juga takdir?

Seperti ritual malem 1 Suro sejak tahun saka dari tradisi Hindu pada jaman Mataram, yang kemudian juga ditetapkan sebagai tahun baru Hijriah karena keduanya hampir selalu datang di waktu yang sama. Itu juga tradisi dan apa kita boleh menyebutnya takdir?

Seberapa yakin kita akan takdir, walaupun malaikat tak mendatangi kita kemudian membisiki apa-apa yang terjadi besok. Tetapi kita berdoa seolah kita tahu, bahwa besok kita masih hidup.

Ini babak kedua dari adegan sinema layer tancap tadi.

Menyoal kita. Kita bertemu beberapa waktu yang lalu, bukan atas permintaanku pada Allah agar dipertemukan dengan seseorang sepertimu. Karena aku sendiri tidak tahu bahwa telah diciptakan seseorang sepertimu. Dan kita menjadi akrab berkat laju waktu. Kita terbiasa, ini bisa disebut tradisi. Lalu, bisakah ini juga disebut takdir?

Berbicara mengenai cinta dan kasih sayang, kita tidak perlu panjang lebar. Tidak dikatakan pun sudah jelas. Kalau ada keraguan, itu karena ketidakpercayaan diri sendiri. Namun alangkah sial jika kita larut pada hasutan pikiran yang melemahkan.

Ibarat perang dinasti China, kita berebut kekuasaan. Kalau kita tidak percaya diri, kita memilih mundur kalau tetap maju disebut ceroboh. Seperti itu pula aku ingin menguasai semua yang kau punya, tanpa kecuali, tidak terbagi. Sebelum tentara langit turun dan berbisik atas sesuatu yang nihil, aku tetap berdiri. Sombong sekali, bukan begitu?

Lalu bagaimana jika ternyata yang tertulis di buku nasib berkata lain? Barangkali kita bukan jodoh? Sedikit ngeri jika berbicara soal jodoh. Sebab ini rahasia.

Kita bukan lagi kanak-kanak. Kita berpikir tentang segala resiko yang akan kita hadapi.

Mari berunding.

Kemungkinan pertama, kita dipertemukan memang karena berjodoh. Kita tidak perlu cemas pada kemungkinan ini karena kita menyukainya. Perihal batasan jarak dan waktu yang sulit ini memang juga bagian dari takdir. Kita diuji untuk mengatasinya. Tidak mungkin diberikan jodoh begitu mudahnya kalau tanpa pelajaran. Kita memetiknya dari berbagai perkelahian pikiran.

Kemungkinan kedua, kita bukan berjodoh. Dan malaikat salah mengarahkan panahnya kepada kita. Sehingga kita bertemu. Sang malaikat ini agaknya butuh konsekuensi atas perbuatannya. Lalu kita sebagai bidak permainan ini sedang berjalan. Merencanakan berbagai hal yang kita yakini.

Karena hidup adalah pilihan. Kita juga harus memilih. Antara kemungkinan pertama atau kedua yang kita yakini. Masing-masing mempunyai resiko sendiri. Lagi-lagi, kita tidak pernah membaca buku nasib. Sial sekali, bukan begitu??

Pilihannya adalah :

Satu. Percaya pada kemungkinan pertama. Berarti kita tinggal menjalani takdir. Terus merencanakan matang-matang tentang hidup bersama yang bahagia dan sejahtera dengan keturunan yang menyenangkan hati. Indah sekali.

Dua. Percaya pada kemungkinan kedua. Berarti kita telah buang waktu, tenaga dan pikiran. Dan sang malaikat itu mesti dihukum seberat-beratnya. Kita ucapkan selamat tinggal untuknya dan menyaksikan eksekusi matinya bersama-sama. Kemudian kita kembali ke jalan masing-masing mencari jodoh yang ditulis untuk kita. Memang, akan ada kekecewaan.

Tiga. Percaya pada kemungkinan kedua. Tetapi ini berbeda. Mengingat perjalanan dan waktu yang bergulir menemani gurauan kita, kita berhenti sejenak lalu berpikir. Kita menemukan sang malaikat yang telah salah mengarahkan panah. Ia, pasti bertekuk lutut dan memohon pengampunan atas kesalahannya. Sebagai bidak takdir, kita yang menentukan nasib sang malaikat ini. Jika kita berhenti, memilih penjelasan yang kedua, maka sang malaikat ini pasti mati. Keturunannya tidak akan dipercayai lagi. Kita membunuh satu garis nasib. Tetapi jika kita menjadikan kekeliruannya adalah benar, dengan bersikeras mempertahankan panah yang dinilai salah tadi, maka kita menyelamatkan sang malaikat. Ia tidak perlu mati, ia berjasa dan mungkin menjadi terkenal sebab buku nasib bisa diubahnya. Keturunannya akan makmur dan dihormati.

Bagaimana? Kita butuh kerjasama yang adil dan saling menguntungkan. Jika memilih pilihan satu, kita tidak repot-repot berusaha toh takdir kita memang berjodoh. Jika memilih pilihan kedua, kita menyerah. Jika memilih pilihan ketiga, kita juara yang berarti tidak mengikuti takdir.

Atau kita kembalikan saja, bahwa pilihan satu dua dan tiga juga disebut takdir…







Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Takdir atau Tradisi . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda