» » Guru Ngaji Memperkosa ?

Pembaca :
Mengapa sebuah negeri religius bernama Indonesia dikenal sebagai negeri korup didunia ?. Berbagai tempat ibadah senantiasa kebanjiran pengunjung, tapi mengapa korupsi dan kemaksiatan semakain merajalela ?

Ternyata pemahaman agama yang menggunakan pendekatan pahala-dosa, surga-neraka dan haram-halal tidaklah efektif. Ada sebuah missing link disini.

Banyak berita menarik, salah satunya yang pernah disiarkan oleh setasiun TV swasta adanya pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang guru ngaji kepada muridnya yang masih berusia dibawah umur. Bagaimana untuk menjelaskan fenomena ini ? Apa kira-kira yang berkecamuk dalam kepala sang guru  tadi ? Apakah karena ia suka menonton video porno atau foto-foto wanita seronok yang banyak bertebaran di dunia maya ? Atau apakah ia tak mengerti adanya pahala dan dosa ?, tak mungkin. Ia bahkan mengajarkan hal ini setiap hari pada murid-muridnya. Tapi mengapa justru ia melakukannnya bahkan kepada muridnya sendiri ?

Seseorang akan melakukan sesuatu pasti karena ada manfaat atau kenikmatan yang akan diperoleh lebih besar daripada "biayanya". Sebaliknya kalau "biayanya"  lebih besar daripada manfaatnya orang pasti tidak mau melakukannya.

Yang dimaksud "biaya" disini bukan semata-mata dalam bentuk uang, tapi juga harga diri, kehormatan, nama baik dan juga hukuman yang akan diterimanya.

Jadi, kalau guru ngaji tersebut akhirnya nekad memperkosa tentunya karena kenikmatan yang diperolehnya lebih besar ketimbang biayanya. Mari kita coba pahami jalan pikirannya. Apa nikmatnya memperkosa orang ? Mungkin si guru  ingin melampiaskan nafsunya yang sudah tak terbendung karena pikirannya sudah teracuni oleh berbagai rangsangan dari luar. Tapi bagaimana dengan biayanya ? Si guru tentu sempat berfikir tentang pahala dan dosa yang akan diterima. Ia tahu pasti akan hal ini. Tapi mungkin ia berfikir begini, "Ah, itu kan nanti di akhirat, masih lama. Nggak perlu dipikirin dulu !" Mungkin juga berfikir begini, "saya kan bisa bertobat, bukankah Tuhan Maha Pengampun ?"

Hmmm.... sekilas kalkulasi sang guru kelihatan logis. Namun ia melupakan satu hal. Konsekwensi perbuatannya akan ia rasakan didunia saat ini juga ! Apa yang akan terjadi jika anak yang diperkosa tadi melaporkan pada orang tuanya ? bagaimana jika masyarakat mengetahui akan perbuatannya ? Bukankah sekali lancung seumur hidup orang tak akan mempercayainya ?

Jika si guru memikirkan semua konsekwensi yang bakal diterima sekarang, bukan nanti di akhirat, ia pasti akan mengurungkan niatnya. Tak mungkin ada orang yang mau mempertaruhkan hidupnya hanya demi  "sedikit kenikmatan". Tak ada orang yang mau berbuat jahat terhadap dirinya sendiri, apapun bentuk alasannya. Inilah hukum alam yang perlu benar-benar kita camkan : "Apapun yang kita lakukan, yang baik atau yang jahat, semuanya akan kembali kepada kita sendiri."

Kesadaran akan hukum alam inilah yang akan senantiasa mendorong orang berbuat baik.
Banyak orang yang tahu tetapi tidak sadar. misalnya untuk menjaga kesehatan kita harus selalu berolah raga, tapi kita tidak mau berolah raga. ini artinya kita belum sadar.

Hidup jangan tertidur !
Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan "tertidur". Mereka lahir, tumbuh, mencarai nafkah kemudian menikah, punya anak dan akhirnya meninggal dalam keadaan "tertidur".
Analoginya adalah seperti orang yang dihipnotis. Kita tahu dimana tempat menyimpan uang, tapi kita rela meyerahkan uang kita kepada orang yang tidak dikenal. Kita mau memberikan itu karena kita tak sadar. Hal ini kita bagaikan robot yang dikendalikan oleh orang lain.

Menyadari amat berbeda dengan mengetahui. contoh : kita tahu berselingkuh akan menghancurkan rumah tangga, tapi kita tak dapat menahan godaan untuk berselingkuh dan malah menikmatinya.

Ada dua hal yang membuat orang menjadi sadar yaitu  peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Kita baru sadar pentingnya kesehatan setelah kita menderita sakit. kita baru sadar nikmatnya bekerja setelah kita di PHK. Seorang wanita karir baru menyadari bahwa keluarganya jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Tapi apakah kita akan menunggu dahulu datangnya peristiwa-peristiwa itu kemudian baru kita akan sadar ? jawabannya terserah pada yang menjalani. :D




Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by dhea

bean
Hi there!, You just read an article Guru Ngaji Memperkosa ? . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda