Munculnya besi yang ditempa berbentuk cekung dan digunakan untuk memasak di abad ke-19, menjadi penanda hadirnya teknik menggoreng di dapur Eropa. Hingga suatu waktu banyak imigran asal Skotlandia yang menetap di Amerika, menularkan teknik memasak dalam minyak panas ke dapur Amerika Selatan.
Jenis ayam goreng khas Skotlandia diracik dengan balutan tepung, lalu digoreng dalam lemak babi dengan api panas, menghasilkan rasa renyah pada bagian luarnya. Resep ini lalu diadopsi dan dikenal di dapur Amerika. Ketika masuk dan dikenal di Amerika bertepatan dengan perang sipil, kala itu ayam goreng merupakan tipe sajian untuk budak kulit hitam asal Afrika yang ditahan. Banyak budak yang dipekerjakan sebagai koki di dapur warga Amerika.
Setelah bebas dan kembali ke negaranya, mereka menerapkan resep tersebut di dapur keluarga mereka, namun dengan tambahan rasa. Mereka memasukkan bumbu dan rempah yang tidak ada dalam sajian tradisional Skotlandia dan Amerika. Sajian ayam goreng yang kemudian dikenal sebagai Southern Style Fried Chicken makin tersebar luas. Namun kala itu ayam goreng merupakan makanan mewah dan hanya hadir dalam tiap perayaan kemerdekaan.
Saat perekonomian Afrika membaik tahun 1730, banyak wanita dari Afrika yang beternak, berdagang ayam hidup dan ayam goreng. Sajian ini pun berkembang luas dan terjangkau oleh semua kalangan dan akhirnya menjadi street food populer.
Sumber: femina