Pemanis sintetis dibuat untuk alasan industri dan pengganti gula bagi penderita diabetes. Berikut ini pemanis sintetis yang diakui keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Aspartam
Sering disebut gula diet. Tingkat kemanisannya kira-kira 160-200 kali kemanisan gula sukrosa. Di antara semua pemanis yang tidak berkalori hanya aspartam yang mengalami metabolisme, sehingga memberi asupan kalori 0,04 kkal/ g. Aspartam akan dipecah dan dibuang oleh tubuh, dan tidak terakumulasi dalam tubuh. Jika dipanaskan aspartam akan kehilangan rasa manisnya. Penggunaannya yang aman dalam sehari adalah 50 mg/kg berat badan. Jadi jika berat badan Anda 50 kg, maka batas maksimal konsumsi aspartam adalah 2.500 mg.
Seharusnya pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes. Aspartam juga tidak boleh dikonsumsi oleh penderita Phenylketonuria (PKU) yang tidak dapat mencerna salah satu asam amino dalam aspartam, yaitu fenilalanin.
Sakarin
Sakarin adalah pemanis tidak berkalori, sehingga kerap digunakan untuk pelaku diet rendah kalori. Batas aman konsumsi harian yang disarankan BPOM adalah 5 mg/kg berat badan. Badan pengawasan obat dan makanan Amerika atau FDA (Food and Drugs Administration) memperkirakan, pemakaian sakarin yang aman adalah 50 mg/orang per hari. Pemanis ini sesungguhnya tidak dimetabolisme oleh tubuh sehingga aman digunakan. Keunggulan dari senyawa ini mempunyai tingkat kemanisan kira-kira 300-500 kali dibandingkan gula pasir. Kelemahannya, sakarin labil pada pemanasan sehingga mengurangi tingkat kemanisannya. Selain itu, sakarin kerap kali meninggalkan rasa pahit (after taste).
Sukralosa
Sukralosa merupakan turunan dari sukrosa, mempunyai tingkat kemanisan kurang lebih 600 kali sukrosa. Nilai kalorinya 0 kkal/g. Sejauh ini sukralosa masih dinyatakan aman, dengan nilai maksimal 0 - 15 mg/kg berat badan, walaupun pada kenyataannya sukralosa dalam metabolismenya menghasilkan senyawa yang tidak lagi aman bagi manusia. Pemanis ini tidak diserap baik oleh tubuh dan akan dikeluarkan melalui urine, hampir tanpa perubahan. Salah satu keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat kemanisannya tidak menurun. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, hanya diperlukan sangat sedikit sukralosa untuk mencapai tingkat kemanisan yang diinginkan.
Meskipun dikatakan aman oleh BPOM, konsumsi pemanis buatan juga tidak boleh berlebihan. Pemanis buatan biasanya digunakan sebagai bahan pengganti gula. Padahal pemanis buatan ini justru tak kalah berbahayanya dengan gula jika dikonsumsi berlebihan. Simak berbagai bahaya dari pemanis buatan bagi kesehatan selengkapnya seperti yang dilansir dari Medical Daily berikut ini.
Peningkatan berat badan
Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam minuman bisa meningkatkan berat badan dalam jangka panjang. Sejak minuman dengan pemanis buatan marak dijual di pasaran, memang semakin tinggi pula kasus obesitas yang dialami oleh masyarakat.
Sindrom metabolisme
Sudah banyak penelitian yang mengaitkan antara konsumsi soda diet dan risiko sindrom metabolisme. Sindrom tersebut memiliki gejala hipertensi, kadar gula tinggi, lemak di pinggang, dan kadar kolesterol tak stabil.
Diabetes tipe 2
Penelitian dari Eropa memaparkan bahwa risiko diabetes tipe 2 meningkat dua kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan. Bahkan konsumsi minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan risiko tersebut.
Hipertensi dan penyakit kardiovaskular
Bahaya terakhir dari pemanis buatan bagi kesehatan adalah meningkatnya risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular, khususnya pada wanita.
Itulah berbagai risiko kesehatan dari konsumsi pemanis buatan berlebihan. Tidak mau mengalami hal serupa, kan? Maka dari itu mulai sekarang hentikan konsumsi makanan atau minuman dengan pemanis buatan berlebihan.
*sumber:
Femina
Merdeka.com