Pembaca :

by Unknown

Inilah foto-foto kota metropolitan Jakarta yang semakin sumpek dan semrawut, foto ini diambil dari kamar Hotel Ciputra, Season City, lantai 32 Kemanggisan Jakarta Barat dan beberapa ruas jalan seperti Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Cawang beberapa waktu yang lalu. Pada foto tampak sekali padatnya rumah penduduk di daerah Jelambar dan sekitarnya.

Banyaknya rumah di pinngiran kali yang airnya keruh dan berbau anyir..wah sungguh tidak nyaman.Selain padatnya rumah penduduk pada foto ini tampak arus lalu lintas menuju jalan Jendral Sudirman dari arah Jakarta Covention Center (difoto dari jembatan layang taman Ria) sangat macet, baik di jalan arteri maupun tol dalam kota.

Masih banggakah yang tinggal di kota ini?, Mungkin bagi yang belum pernah tinggal di Jakarta menganggap hidup di kota ini sungguh menjanjikan, sehingga arus urbanisasi dari daerah-daerah di Indonesia terus berdatangan, apalagi setelah usai lebaran, penduduk Jakarta akan bertambah banyak. Karena banyak orang Jakarta yang pulang kampung, dan saat kembali biasanya akan membawa sanak saudara, teman atau kerabat untuk ikut bertarung mengadu nasib di belantara Jakarta.

Okey inilah sebagian foto hiruk-pikuknya kota Jakarta dengan segala kekurangan dan kelebihannya, yang diambil dari jalan S. Parma, Gatot Subroto hingga Cawang, monggo disaksikan..

Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Prologue

Kadang-kadang kita belajar untuk memulai. Kadang-kadang kita belajar untuk berhenti. Dan kadang-kadang kita belajar terlalu banyak hal. Sehingga, kadang-kadang kata 'kadang-kadang' hanya diucapkan kadang-kadang dalam kehidupan ini. Tidak akan ada hal yang bisa tinggal lebih lama, tidak ada yang bisa memulai tanpa akhir, tidak ada kehidupan tanpa mati. Pernahkah kau menghitung berapa banyak langkah dari bangun tidur menuju kamar mandi? Tidak, selain orang-orang buta. Tubuh kita bergerak, pikiran kita juga.

Epilogue

Akan ada pagi esok hari. Sama seperti pagi ini dan sebelumnya. Selalu saja matahari muncul di ufuk timur diikuti riuh kokok ayam bersahutan. Kemudian embun memanas dan kering pada dahan yang terbangun dari kemalasannya. Nyala siang menggebu menyayat kulit dan debu menyaingi pandangan mata ke sekitarku.

Denting, yang tak pernah melaju surut, tenang dalam diamnya namun kadang menggilas pesona senja lalu menjadikannya gelap oleh malam. Langkahku pelan kembali pada malam-malam seperti biasanya. Senjaku selalu sama seperti pagiku. Dan di antara siang dan malam yang berganti aku bersembunyi dalam sesak dada. Riuh sekali kudengar di sana berteriak pada Sang Kuasa, meskipun hening yang selalu tampak pada bola mata sayu ini. Seolah mencari pagi yang tak sama. Seolah mengharap siang dan malam yang menjelmakan mimpi-mimpiku.

Ibukota negara yang sumpek dan semrawut

Above article written by Unknown

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda

Prologue

Recent post

Do before you die

Epilogue

Ibukota negara yang sumpek dan semrawut

Above article written by Unknown

Next

Newer Post

Next

Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda

Prologue

Recent post

Do before you die

Epilogue