Pagi itu kira-kira pukul 5.30 WIB, dari dalam kamar terdengar sayup-sayup suara meong, meoong, meooong.. suara tersebut sudah tidak asing bagiku, itu pasti suara si Me'ing kucing betina yang selalu bermain dan tidur di tempatku. Jika suara meong terdengar agak lama, Me'ing pasti minta dibukakan pintu, dia ingin keluar atau masuk.
Dalam beberapa hari aku perhatikan si Me'ing selalu berada di pojok rak di samping meja sambil matanya mengawasi celah antara rak dan dinding yang menyisakan ruang kosong. Karena kucing betina ini sedang hamil tua, aku berfikir pasti dia ingin melahirkan anaknya di ruang kosong tadi. "Oh, tidak boleh; kataku, nanti akan merepotkan jika kamu melahirkan disitu, karena pasti ruanganku akan berbau tak sedap".
Jika Me'ing sudah ancang-ancang ingin melompat masuk ke celah tersebut, akupun cepat mecegah dengan berteriak "jangan masuk di situ !". Rupanya diapun mengerti lalu pergi dan berjalan menuju kolong meja seperti kebiasaanya selama ini. Tiduran dan kadang menggesek-gesekkan badannya ke kakiku jika aku berada di dekatnya.
Sekitar pukul 8.00 WIB, aku keluar menuju halaman, saat aku berjalan di teras dekat pot bunga, sayup-sayup terdengar suara cericitan lembut dan suara meooong lemah. Akupun mencari sumber suara tadi... Aku kaget ternyata disamping pot bunga itu si Me'ing kucing betina yang selalu tidur ditempatku sedang berjuang melahirkan anak-anaknya....
Ketika itu tampak si Me'ing dengan lemah berusaha membersihkan darah yang menempel di tubuh anak-anaknya.. My God ! Aku tak tega melihatnya, di sekitar pot bunga tersebut banyak sekali semut merah sedang berlomba mengerubungi anak-anak si Me'ing, dan sang induk pun tak kuasa mencegah keroyokan semut-semut itu.
Aku berfikir keras, bagaimana caranya untuk menolong, karena biasanya jika kucing sedang beranak, dia akan menjadi buas untuk melindungi anak-anaknya dari segala macam gangguan. Setelah berfikir beberapa saat, aku mengambil kardus bekas minuman yang aku beri alas koran, maksudku agar si Me'ing mau pindah ke dalam kardus. Tapi bagaimana caranya, dia tidak mengerti bahasa manusia ?, wah..!
Kardus aku sorongkan ke wajahnya, maksudku agar dia mau pindah masuk ke dalam kardus, aku tidak berani menyentuh Me'ing takut dicakar atau digigit. Dia tetap diam tidak menuruti keinginanku, mulutnya tetap sibuk membersihkan tubuh anak-anaknya yang mulai dipenuhi semut. Me'ing juga tampak sedang berusaha keras mengeluarkan plasenta (ari-ari) dari dalam tubuhnya sendiri.
Ah, selanjutnya, akupun mencoba mengelus kepala si Me'ing mudah-mudahan dia tidak menggigit, sambil berkata, "ayo Me'ing pindah ke kardus ini, kasihan anak-anakmu digigit semut.." kataku. Entah mengerti apa tidak bahasaku, tapi si Me'ing ternyata tidak mencakar atau menggigit tanganku yang menyentuh kepalanya, mungkin dia mengerti aku hanya ingin menolong.
Singkat cerita, akhirnya si Me'ing aku angkat pelan-pelan, aku pindahkan ke dalam kardus, karena akan turun hujan, aku pun membawanya ke teras. Di teras, si Me'ing melanjutkan membersihkan badan anak-anaknya, aku pun turut membantu menghilangkan semut-semut yang masih berkeliaran, tampak darah segar masih keluar dari perut Me'ing membasahi kertas koran...
Ternyata suara meong'an tadi pagi jam 5.30 WIB, si Me'ing memberi tahuku jika ia mau melahirkan anak-anaknya...Kucing tidak seperti manusia yang punya akal, dia bertindak berdasarkan instink, hal ini aku rasakan saat Me'ing melahirkan anaknya tidak mau menggigit atau mencakar ketika tubuhnya kuangkat untuk menolongnya dari serangan semut-semut.
Saat si Me'ing melepaskan plasenta (ari-ari) dari salah satu anaknya aku rekam, dan hasil rekaman Video ini aku unggah ke YOUTUBE. Silahkan disaksikan...
Di ceritakan kembali oleh Oyin
Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)
Hi there!, You just read an article
Proses saat si Me'ing melahirkan anaknya
.
Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
Kadang-kadang kita belajar untuk memulai. Kadang-kadang kita belajar untuk berhenti. Dan kadang-kadang kita belajar terlalu banyak hal.
Sehingga, kadang-kadang kata 'kadang-kadang' hanya diucapkan kadang-kadang dalam kehidupan ini. Tidak akan ada hal yang bisa tinggal lebih lama, tidak ada yang bisa memulai tanpa akhir, tidak ada kehidupan tanpa mati.
Pernahkah kau menghitung berapa banyak langkah dari bangun tidur menuju kamar mandi? Tidak, selain orang-orang buta.
Tubuh kita bergerak, pikiran kita juga.
Akan ada pagi esok hari. Sama seperti pagi ini dan sebelumnya. Selalu saja matahari muncul di ufuk timur diikuti riuh kokok ayam bersahutan. Kemudian embun memanas dan kering pada dahan yang terbangun dari kemalasannya. Nyala siang menggebu menyayat kulit dan debu menyaingi pandangan mata ke sekitarku.
Denting, yang tak pernah melaju surut, tenang dalam diamnya namun kadang menggilas pesona senja lalu menjadikannya gelap oleh malam. Langkahku pelan kembali pada malam-malam seperti biasanya. Senjaku selalu sama seperti pagiku. Dan di antara siang dan malam yang berganti aku bersembunyi dalam sesak dada. Riuh sekali kudengar di sana berteriak pada Sang Kuasa, meskipun hening yang selalu tampak pada bola mata sayu ini. Seolah mencari pagi yang tak sama. Seolah mengharap siang dan malam yang menjelmakan mimpi-mimpiku.