» » Wisata Petualangan di Sulawesi

Pembaca :

Kali ini Oyin ingin mengajak pengunjung setia blog berkelana di ujung salah satu pulau di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan tepatnya di kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Perjalanan ke wilayah ini, sungguh mengasikkan, menantang dan penuh kenangan.  Seko adalah salah satu pemekaran dari kabupaten induk Luwu di Provinsi Sulawesi Selatan.

Rasa capek dan penat setelah berjibaku menghadapi medan berat, langsung hilang ketika memasuki sebuah perkampungan bernama desa Loudang, saat maghrib tiba, desa Loudang tampak sangat indah dan udaranyapun sejuk menyegarkan. Disini masih bisa merasakan bau tanah yang sangat sulit didapatkan di kota-kota besar yang telah tercemar polusi.


Untuk menuju desaSeko,  didominasi  Ojek Sabbang-Seko. dengan biaya yang cukup mahal sekali jalan mencapai 600 atau 700 ratus ribu rupiah. Seko juga memiliki transportasi udara melalui  "Bandar Udara Seko". Letaknya di Desa padang balua kec. Seko. Tapi sayangnya hanya pesawat perintis dengan maksimum delapan penumpang,  dan jadwal penerbangannyapun seminggu hanya 2 kali, sehingga harus menunggu lama jika ingin menggunakan jasa penerbangan untuk datang ke Seko. Dan kini penerbangan peritis itu sudah berhenti...

Daerah ini kaya dengan sumber daya alamnya, seperti Kopi Robusta, Kopi Arabica, Damar, Padi, Jagung, Rotan, ternak kerbau, dan Coklat kualitas ekspor. Dan yang tidak bisa ditanam ditempat lain adalah  padi Tarone hanya ada di Seko dan belum pernah diketemukan di tempat lain.

Beberapa orang dan bahkan kelurga orang Seko sendiri yang merantau ke daerah lain mencoba mengembangkan di tempat barunya, tapi belum ada yang berhasil. Ini semakin memperkuat keyakinan bahwa Beras Tarone tidak bisa dipisahkan dengan eksistensi Masyarakat Adat yang ada di Seko.

Perjalanan ke Seko dimulai dari Sabbang  menuju ke Eno (sebuah kecamatan pinggir jalan trans Sulawesi), ibukota Kecamatan Seko jaraknya kurang lebih 125 km dimana banyak pangkalan ojek yang siap mengantar ke seluruh wilayah Seko. Perjalanan ke Seko ditempuh selama dua hari satu malam dan begitu juga sebaliknya.

Berangkat dari Sabbang agak siang karena akan melewati perjalanan yang penuh tantangan, dan akan tiba di ruas jalan fenomenal yaitu Mabusa. Ada sekitar 4 km ruas jalan yang harus ditaklukkan. Jika badan merasa lelah, kita bisa istirahat di penginapan, sambil menikmati bekal seperti kopi mix atau sepiring mie instan. Di tempat peristirahatan ini tidak perlu bayar karena berupa gubuk yang didirikan oleh para musafir jika kemalaman, tapi harap maklum, cari sendiri mau tidur di sudut mana. Jadi jangan mengira penginapan seperti hotel atau losmen. Cuma sebuah gubuk beratap daun ilalang, tanpa sekatan dinding !

Jika kebetulan banyak orang yang bermalam, silahkan ambil rumput dan nyalakan api memakai kayu dan tidur di dekat perapian. Ingat, jangan sampai sarung atau celana terbakar karena tidak terasa panasnya api. Dinginnya malam kurang lebih 10 derajat C. Bahkan terkadang orang tidak dapat tidur saking dinginnya.

Tidak semua tukang ojek berani melakukan perjalanan ke Seko. Karena selain masuk dan ke luar hutan, juga harus melewati berbagai rintangan seperti jurang di kiri-kanan jalan, serta melewati jalanan yang sangat tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan roda dua sekalipun jadi harus berani nekat.

Mengingat medannya yang sulit, setiap tukang ojek wajib membawa semua perlengkapan vital seperti bensin, pompa, ban, kunci2, tambang, parang, dan lain-lain, termasuk makanan, untuk berjaga-jaga jika motor rewel atau ada masalah di jalan, misalnya pohon tumbang merintangi jalanan. Karena itu, tukang ojek di sana terkesan seperti bengkel berjalan.

Panorama alam Seko yang sangat indah dan masih perawan mengingatkan pada film-film India yang sering diputar di stasiun televisi swasta. Seketika benak akan dipenuhi bayangan adegan Shah Rukh Khan berdendang di padang luas penuh taman bunga, bersama Kajol dan Ranee Mukherjee, di film Kuch Kuch Hota Hai.

Tum Paas Aaye
Youn Muskuraye
Tumne Najaane Kya
Sapne Dikhae

Abto Meradil
Jaagena Sota Hai
Kya Karoon Ha Eh
Kuch Kuch Hota Hai


Berikut foto-foto perjalanan dan suasana pedesaan yang alami, tenang dan damai..










Di sini kita juga bisa menjumpai hewan-hewan seperti rusa, kuda, kerbau dan babi hutan. Selain itu, di kampung ini juga terdapat sungai yang airnya sangat jernih. Sungai tersebut dijadikan tempat mandi dan mencuci oleh masyarakat setempat.

Menginap di rumah penduduk di desa Loudang, sehabis membersihkan badan, kemudian dijamu oleh tuan rumah. Menunya sangat sederhana, hanya nasi dan sayur. Tapi nikmat sekali. Nasinya enak, seperti dicampur santan. inilah nikmatnya beras ‘Tarone’yang tidak bisa ditanam ditempat lain di luar desa Seko kabupaten Luwu Utara, Sul-Sel.

Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Wisata Petualangan di Sulawesi . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda