Banyak pria yang sudah menikah, istri yang selingkuh dan pejabat pemerintah yang ikut dalam ritual seks yang terjadi di Gunung Kemukus, Jawa Tengah, Indonesia. Alasan mereka tak banyak.
“Saya datang kesini untuk mencari keberuntungan,” ujar seorang janda bernama Mardiyah.
Wanita ini adalah satu dari ribuan orang yang kerap bepergian ke puncak salah satu gunung di Jawa ini untuk melakukan ritual seks. Mardiyah pun langsung melakukan ritualnya. Ia berdoa di sebuah batu yang ada di Gunung Kemukus. Berharap doanya itu membawa keberuntungan. Setidaknya bisa membantunya melunasi utang-utangnya yang menumpuk.
Lalu apa syaratnya agar keinginannya itu terkabul? Melakukan seks dengan orang asing adalah syarat utamanya. Mereka percaya itu akan memberikan kekayaan dan banyak keberuntungan.
Seorang pria bernama Gepeng mengaku bepergian ratusan kilometer hanya untuk sampai ke Gunung Kemukus. Ia sama seperti penganut ritual seks lainnya.
“Datang saja kesana dan carilah orang asing. Berhubungan lah dengannya. Tentunya berbeda dengan istrimu yang ada di rumah. Hanya sejarah lah yang bisa memperlihatkan itu (mitos ritual seks) terbukti atau tidak,” katanya.
Pengunjung lainnya ikut berkomentar. “Aku bahkan tak memberitahu istriku. Tak mungkin dia tahu aku kesini,” jelasnya.
Ritualnya dimulai dengan berdoa dan memberikan persembahan. Lalu mereka membasuh tubuhnya di air suci yang ada di lokasi tersebut. Setelah itu, saatnya bercinta.
“Ini memang aneh. Sebuah paradox. Disitu ada masjid, ada kuil. Tapi di luarnya, ada pula tempat untuk berhubungan seks,” kata Professor Keontjoro Soeparno, pakar sosio psikologi dari Universitas Gajah Mada. Ia mengaku sudah mempelajari ritual ini selama 30 tahun.
Meski berkedok ritual, namun Keontjoro mengestimasikan hampir setengah perempuan yang ada di sana justru adalah PSK.
Tarif para wanita ini bervariasi. Mulai Rp 25 ribu-Rp 75 ribu. Bahkan, jika malam Jumat Pon, special rate-nya justru mencapai Rp 300 ribu. Harga kamarnya juga bedabeda, tetapi rata-rata Rp 35 ribu-Rp 50 ribu.
Peziarah yang menjalankan ritual plus-plus masih bisa dijumpai saat jalan kaki dari Sendang Ontrowulan ke pintu keluar.
Lelaki mengaku bernama Suparno dan yang wanita Menik. Keduanya berasal dari daerah di Pantura Jawa. Satu penjual bakso, Menik mantan pembantu rumah tangga.
Mereka berkenalan di Kemukus dan sudah lima kali ke sana. Prinsipnya, pasangan yang usianya kira-kira di atas 40 tahun tersebut ingin sukses dan banyak uang.
“Berdoalah kepada Tuhan. Setelah datang kesini, bisnisku mulai untung. Padahal sebelumnya aku punya hutang. Meskipun sedikit untungnya, tapi saya merasa harus tetap berterimakasih. Aku mendapat berkat dari sini,” kata Mardiyah.