Aduhai, alangkah bahagianya rakyat Jepang dipimpin orang-orang yang dapat dipercaya ...!!!
Untuk apa menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3, ya di Eropa atau Amerika sekalian, kalo di Jepang nanggung. Begitulah kata taman-teman.
Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, kalau mau go international ya mestinya ke Amrik atau Eropa sekalian, bukannya Jepang. Toh sama-sama Asia, negeri kecil pula dan kalau tidak bisa bahasa Jepang, tidak akan bisa survive di sini.
Tapi sekarang, aku bisa bilang dengan yakin sama teman-teman yang menyatakan ngga ada gunanya nuntut ilmu di Jepang itu salah sepenuhnya.
Semangat GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Inilah negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu.
Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu :
motto Gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.
Kenapa orang2 Jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya ?
Bahkan anak umur 3 tahun pun sudah disuruh gambaru di sekolahnya, seperti pakai baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri....Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!
Aku bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di Jepang bagian timur. Bencana alam di Indonesia seperti tsunami di Aceh, Nias dan sekitarnya, gempa bumi di Padang, Letusan gunung Merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di Jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.
Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat Jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo kemudian mereka ngerasa galau, ga tau mesti ngapain...
Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar meluluh lantakan seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.
Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?
Dari hari pertama bencana, aku nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala Ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada hanyalah :
1. Perdana menteri Naoto Kan selalu muncul di tv menggunakan baju lapangan seperti para pekerja. Semua mentri pun demikian. Dilaporkannya apa yg sudah ditempuh sampai hari ini, apa saja yg berhasil ditanggulangi, apa rencana ke depan, berapa jumlah korban teridentifikasi dll. Wajahnya tampak jelas kelelahan. Tapi suara dan isi pidatonya selalu mengugah semangat rakyat untuk terus berjuang, gambaru bersama-sama.
2. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
3. Himbauan pemerintah agar seluruh warga bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah Tokyo dan Tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
4. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
5. Tips-tips menghadapi bencana alam
6. Nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
7. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
8. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
9. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional :
Mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
10. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
Ada yang nyari istrinya, belum ke-temu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, Kemudian disemangati oleh nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
Kalau dinegara kita Indonesia mendapat musibah semacam Jepang kira-kira bagaimana ?
Kita harus berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang.....
I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, aku rasa bangsa kita ngga akan bisa maju.
Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup.
Asia Timur Raya
Jepang adalah negara yang Istimewa. Mungkin Jepang bisa aku sebut sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta-nya dunia. Entah harus dimulai darimana, Jepang adalah sebuah negara yang penduduknya setengah gila. Budayanya membaur sangat ekstrim.
Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu.
(Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).
To be continued..
==================
Kiriman email dari teman :
- Rouli Esther Pasaribu
Department of Histopathology (C3)
Graduate school of Medicine, Faculty of Medicine
Osaka University, JAPAN