» » Proses pembuatan bahan dasar Mie Instan

Pembaca :
Siapa yang belum pernah makan Mie Ayam, Mie instan, Kue Bronis, Kue Lapis, Nastar dan aneka kue-kue yang lain ?, Hampir semua masyarakat di Indonesia pernah merasakan kelezatan jajanan tersebut. Tetapi apakah semua tahu bahan dasar makanan tadi di buat dari apa ? Tentu tidak semua orang mengetahuinya.

Nah, bagi yang ingin mengetahui pengolahan bahan dasarnya sebelum disajikan dalam bentuk aneka kue dan Mie untuk kita nikmati, mari kita melihat bagaimana proses pengolahannya.

Aku lahir dan dibesarkan disebuah desa di kabupaten Pati Jawa tengah, Desa yang subur dengan keanekan ragaman hasil alam yang melimpah. Di desaku masyarakatnya memiliki kebiasaan kerja keras dan pantang menyerah dalam menghadapi badai kehidupan yang semakin tajam.

Desaku yang terletak di pantai utara pulau Jawa ini, masyarakatnya berkerja sebagai petani, pedagang,  nelayan dan sebagian lagi menggeluti bidang industri kerajinan logam khususnya kuningan.

Dahulu sa'at panen tiba, maka hasil panen yang melimpah tersebut terkadang terbuang karena tidak terserap, karena terkendala waktu, minimnya alat transportasi dan sifat dari bahan yang tidak tahan lama jika ingin didistribusikan ke desa atau kota lain.

Banyak orang tua di desa kami hampir frustasi atas hasil kerja kerasnya tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mereka lalu berfikir bagimana mensiasati hal itu. Jalan satu-satunya adalah menyekolahkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi di luar desa, karena di desa kami tidak ada perguruan tinggi. Dengan tujuan agar anak-anaknya dapat meraih ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan dan mengolah hasil ladang dan pertanian orang tuanya.

Para orang tua di desa kami tidak berhitung berapa besar biaya yang akan di keluarkan jika harus menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Orang tua kami berfikiran maju, Pendidikan adalah investasi masa depan, jadi pendidikan itu bukan biaya....

Seiring dengan kemajuan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi dan kembalinya putra-putra daerah yang telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, Dengan ilmu yang mereka dapat, maka lahirlah ide pengolahan hasil ladang, pertanian dan perikanan secara maksimal..

Inilah salah satu Inovasi dalam proses pengolahan hasil panen singkong yang melimpah menjadi produk ketahanan pangan Nasional(?)
Dimana hasil produksi ini tidak semata hanya dinikamti oleh warga desa kami, akan tetapi dapat dinikmati juga oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, baik yang tinggal di desa maupun di kota besar. Baik dari golongan atas maupun rakyat biasa.

Bidang Perikanan dan kelautan.

Sebagai masyarakat pesisir, tentu laut adalah mata pencaharian utama selain bidang pertanian. Sebagai Nelayan mereka sadar untuk mendapat hasil tangkapan ikan yang besar, diperlukan armada kapal yang memadai, kapal yang tangguh dalam menghadapi badai dan ganasnya ombak serta angin samudra.

Untuk keperluan ini maka di bentuklah koperasi Sarono Mino. Dimana Koperasi ini menyediakan keperluan para nelayan yang akan pergi ketengah laut mencari ikan. Me-menej hasil tangkapan mereka agar tidak jatuh ketangan tengkulak, sehingga mereka dapat memperoleh hasil sesuai dengan jerih payahnya.

Para nelayan juga membangun galangan kapal sendiri, galangan kapal milik rakyat ini sangat diperlukan sebagai tempat memperbaiki atau merawat kapal-kapal jika sedang tidak melaut atau kapalnya mendapat ganguan. kapal-kapal penangkap ikan di desa kami terbuat dari kayu yang tahan air laut, yaitu jenis kayu Ulin yang mereka datangkan dari kalimantan atau kayu Besi dari Papua.

Dalam satu bulan melaut mereka dapat memperoleh penhasilan kotor sebesar kurang lebih Rp.300 juta untuk setiap kapal, uang tersebut merupakan hasil penjualan ikan dan belum dipotong biaya operasionalnya. Setelah dipotong biaya operasional penghasilan satu buah kapal mencapi 70-80 juta per bulan (tergantung besar kecilnya kapal). Pendapatan bersih inilah kemudian dibagi untuk Pemilik kapal dan para nelayan yang mengoperasikan. Dengan pendapatan sebesar itu, penghasilan nelayan per orang mencapai antara 3 - 5 juta sesuai dengan bidang keahliannya.

Dengan kemampuan armada yang memadai, isi lautan yang melimpah yang di anugerahkan Tuhan pada masyarakat nelayan desa kami tidak di curi oleh nelayan asing yang umumnya memiliki kemapuan lebih karena dukungan peralatan dan teknologi yang lebih maju dalam menjaring ikan disamudra luas.

Inilah suasana kesibukan para nelayan sa'at mereka hendak pergi melaut dan pada sa'at mereka sedang memperbaiki kapal di galangan.

=======================================
Inspirator oleh : Anis Susanti dan Ir. Rini Budiningsih
Foto oleh           : Ibu DR. Marwah Daud Ibrahim, Susan.
Isi tulisan oleh  : Dony

Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by dhea

bean
Hi there!, You just read an article Proses pembuatan bahan dasar Mie Instan . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda