» » Desaku (Sense of Simplicity)

Pembaca :
Kesederhanaan.. Kesan seperti ini akan terasa jika kita melihat lebih dalam kondisi rumah – rumah kuno dan aktifitas penduduk sekitar. Tak beda dengan situasi di desa – desa lain, yang membedakan tentu saja kepercayaan yang masih kental…..


Bentuk asli rumah joglo tetap dipertahankan meskipun beberapa memang telah direnovasi menjadi lebih praktis. Konsep rumah tinggal yang berdampingan dengan kandang ayam, pemanfaatan tiang rumah sebagai gantungan untuk sangkar burung, dan pot – pot kecil di halaman sebagai ladang tabulampot.

Bentuk rumah yang sangat tradisional dan belum mengalami renovasi yang berarti. Di antaranya, dinding dari anyaman bambu, atap genteng model lawas yang mungkin beberapa sudah berlubang. Tiang – tiangnya terbuat dari kayu jati sehingga tahan lama.


Fondasi dari batu karang dan lantai masih berupa tanah… Sederhana sekali…… Ciri khas yang sering ditemui di rumah – rumah Jawa ialah dapurnya berada di samping rumah, baik di samping kanan atau kiri, dengan pintu setengah atau disebut bethek.


Halaman yang cukup luas dengan tanpa pagar dan sumur di luar rumah, ini dimaksudkan agar warga sekitar bisa mengambil air ramai - ramai karena pada zaman dulu tidak semua rumah memiliki sumur. Pot – pot kecil yang berderet itu adalah tanaman kucai. Bukannya tak mampu beli di pasar, tetapi sebagai hobi apa salahnya menanam sendiri… hmmm tampak keluarga mbah Totok sedang bercengkrama di sore hari.


Selain kandang ayam,, beberapa membangun kandang kambing di dekat rumah. Kalau belum terbiasa tentu baunya pesing. Apalagi jika ditempatkan dekat dengan kamar mandi di luar rumah. Tapi meskipun terkesan jorok, tak masalah bagi penghuninya yang penting peliharaannya aman.

 
Ayam – ayam ini setiap pagi dilepas dari kandang, diberi makan teratur, dan mereka seperti lazimnya manusia akan pulang sore hari setelah berkelana entah ke mana. Pernah kejadian ada ayam nyasar (mungkin naksir ayam tetangga) tetapi warga sangat jujur, maka dikembalikan kepada yang punya…


Nah, masih berhubungan dengan kepercayaan dari nenek moyang, semua rumah tembok dibangun dengan bata putih. Tidak boleh memakai bata merah, kalau tidak percaya nanti rumahnya roboh lohh… 


Nenek dan cucu ini sedang nginteri leri, yaitu memisahkan beras dari kulitnya. Tidak banyak perempuan sekarang yang jago melakukannya, sebab sudah banyak dijual beras siap masak. Keuntungan lain dari pemisahan ini akan dihasilkan menir, beras – beras kecil yang kurang sempurna yang nantinya dihidangkan dengan parutan kelapa dan sedikit garam.





  • Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson)
  • Tuhan memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. Demikian juga jika kita terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kita tidak akan pernah memulai. Mulailah di mana kita berada sekarang dengan apa adanya.
  • Jika kita berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kita sudah berada dijalan yang benar untuk menuju sukses.



Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Desaku (Sense of Simplicity) . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda