Sekali waktu aku tiba
Sudah kubilang aku cemas. Aku cemas pada kecemasanku. Pada kecemasanku akan dirimu. Dan kau tahu aku mencintaimu tanpa jeda. Sekali saja ingin aku melarikan diri. Tidak bersembunyi tetapi lebih dalam lagi, menepi.
Kau menggoda kesabaranku. Tidak ada jeda ku yang bisa kau cemaskan. Tetapi aku selalu cemas pada kecemasanku akan dirimu. Mengapa tak kau jawab diriku? Mengapa diam? Adakah terlalu banyak kata-kataku dan kau menjadi gundah? Apa yang kau gundahkan padaku? Dan kau tahu aku mencintaimu tanpa jeda.
Jangan tanya aku mengapa aku sanggup melawan kesepianku, sendiri. Karena jawabannya tak akan terungkap lewat sejuta tahun pengadilan. Dalam detik sepi aku memaksa kegundahanku, sendiri. Merasa yakin, aku lalu berdiri. Agak melemah setiap kali tak kau jawab diriku. Membiarkan waktu menjadi aus dan berlalu meninggalkan jejak rindu.
Maafkan aku tak mampu menguatkan diri berhambur dari kekesalan hatiku. Meski sudah kutidurkan pikiranku, aku kembali menemukan jejakmu di dalam mimpi.
Hey, ijinkan aku sekali saja menamparmu. Mungkin akan membekas. Agar setiap berkaca kau tersadar akan diriku disini. Mengapa tak kau jawab diriku? Dan kau tahu aku mencintaimu tanpa jeda.
Aku tak pernah tahu jawaban mengapa aku menggilaimu. Bahkan kalaupun aku kemudian menjadi benar-benar gila, aku tak berontak. Sebab aku selalu nyeri setiap kali aku mencarimu dan bertemu kosong. Dan kau tahu aku mencintaimu tanpa jeda.
18 November 2009, 7:34 pm
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)