Dalam ajaran agama Islam telah dijelaskan bahwa Nabi melarang seseorang untuk buang air kecil sambil berdiri. Adapun adab dan manfaat kesehatan yang telah dikemukaan oleh para ahli yang juga membenarkan buang air kecil lebih baik dilakukan dengan jongkok.
Pengeluaran urine dari dalam tubuh merupakan proses alami sebagai metabolisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat beracun. Adapun tipe-tipe untuk mengetahui jenis urine dan bau yang dimiliki. Misalnya saja urine yang memiliki warna wajar dan tidak berbau bisa dikatakan dalam kondisi normal dan sehat. Namun sebaliknya jika warnanya sangat pekat dan berbau maka bisa dikatakan bahwa kesehatan tubuh orang tersebut dalam keadaan tidak sehat.
Dalam Al-qur'an juga telah dijelaskan mengenai larangan buang air kecil berdiri. Jika dilihat dari sudut syariat agama, seseorang yang akan menjalankan ibadah haruslah dalam keadaan suci dan bersih.
Jika seseorang mandi sekaligus mengeluarkan urine. Melakukan kencing saat berdiri akan menimbulkan rasa tidak puas terutama bagi pria. Sisa air seni itu akan terselip di batang zakar, kantung, dan telurnya. Jadi, meskipun seseorang sudah berwudhu, sholatnya tidak sah karena masih ada sisa air seni yang belum dikeluarkan.
Jika dilihat dari pandangan medis, pria yang melakukan kencing sambil berdiri akan menimbulkan risiko batu ginjal. Sisa-sisa air seni akan tidak terbuang dan mengeras pada buah zakar. Bahkan sisa air seni itu akan membuat otot-otot paha dan buah zakar mengendur. Hal ini disebabkan karena sisa air seni yag terkumpul dan mengendap.
Hal yang perlu dilakukan baik pria maupun wanita saat buang air kecil dengan cara jongkok sambil beberapa kali berdehem. Hal itu dilakukan agar memompa sisa air kencing dalam zakar terus mengalir.