Bekatul atau yang biasa disebut juga Rise Bran, adalah bagian luar atau kulit ari beras yang merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi, biasa berupa serbuk halus berwarna krem atau coklat muda yang kaya akan vitamin B15 atau asam pangamik (Pangamic Acid). Beras yang kita makan sekarang ini sudah “terlalu bersih” padahal didalamnya justru banyak mengandung vitamin dan nutrisi penting.
Bekatul sejak dulu telah dikenal luas, terutama oleh masyarakat pedesaan yang biasa mengonsumsi beras tumbuk, yang masih mengandung 50 persen bekatul. Bahkan sering dikonsumsi sebagai menu tambahan yang sehat, karena mengandung banyak vitamin.
Karenanya, tidaklah mengherankan bila pada masyarakat pedesaan yang berumur 60-70 tahun masih kuat mencangkul. Mereka pun jarang terkena penyakit degeneratif seperti kolesterol, darah tinggi, atau jantung, yang biasa disebut ”penyakit orang kota”.
Namun untuk mengonsumsi bekatul, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebab tidak semua bekatul baik untuk dikonsumsi. Dedak dari penggilingan padi biasanya masih bercampur sekam. Agar bekatul terpisah dari sekam, dedak harus diayak berulang-ulang, hingga menghasilkan bubuk terhalus.
Setelah diayak, bekatul siap dikonsumsi sebagai makanan tambahan. Karena mengandung asam lemak tak jenuh, bekatul bisa tengik selama masa penyimpanan. Maka agar lebih tahan lama, bekatul bisa disangrai lebih dulu untuk membunuh mikroba.
Siap Konsumsi
Agar enak, bekatul bisa diperlakukan seperti sereal: dicampur susu, air gula kelapa, teh, dan roti. Bisa juga diolah dalam bentuk cake dan biskuit, dicampur tepung terigu.
Serat yang terdapat pada bekatul pun cocok untuk diet. Serat ini mampu menyerap air dan bisa lebih lama tinggal di dalam lambung, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar. Hal ini cocok bagi mereka yang ingin memiliki berat badan ideal melalui pengaturan pola konsumsi makanan, serta bagi orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Bahkan saat sahur atau dalam keadaan darurat, 2 sendok makan munjung bekatul bisa digunakan sebagai makan sahur atau sarapan pagi.
Serat ini juga mampu mengikat sisa-sisa hasil metabolisme pada saluran pencernaan, sehingga zat-zat berbahaya ini tidak ditimbun dalam usus melainkan keluar bersama dengan kotoran.