Dinner-nya Uncle Leopold di film The Young Victoria |
Jepang
Masakan Jepang dikenal dengan julukan the healthies food in the world. Tidak hanya itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti robatayaki, teknik memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan di atas bara api. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi pemanggang, banyak ditawarkan di resto Jepang. Bahan makanan juga dimasak oleh koki dengan aksinya langsung di depan umum.
Biasanya di orang jepang makan dengan menggunakan sumpit dan mangkok. Bahkan terkadang untuk makanan yang susah diambil dengan sendok pun mereka masih tetap menggunakan sumpit. Selain itu, saat mereka makan, mereka tidak duduk di kursi atau lesehan tetapi seperti posisi duduk sinden dan dialasi bantal. Makan sup dan makanan berkuah lainnya harus diseruput, serta tidak boleh menuangkan saus di atas nasi. Orang Jepang menggunakan sepasang sumpit untuk mengambil satu lauk (biasanya tidak sengaja 2 orang mengambil lauk yg sama) karena lauk disajikan dalam satu wadah untuk seluruh tamu (orang yang makan).
Cina
Sejarah panjang kuliner Cina ternyata berlaku pula untuk tata cara makannya yang telah berusia ribuan tahun. Tata cara makan Cina yang berkembang hingga saat ini berasal dari zaman Dinasti Zhou pada abad ke 11. Tata cara makan ala kerajaan ini kemudian berkembang dengan tradisi yang berbeda di tiap-tiap wilayah Cina. Dulu, perbedaan tata cara makan tergantung pada strata sosial yang terbagi menjadi kelompok ningrat, pejabat, pedagang, rakyat biasa. Sekarang umumnya tata cara makan hanya 2 macam, yakni tuan rumah dan tamu.
Tata cara makan di Cina mirip seperti Jepang, hanya ada sedikit perbedaan antara lain seperti :
- Tempat duduk paling utama biasanya ditempatkan menghadap timur atau pintu masuk.
- Etnis Cina juga memiliki kebiasaan bersulang. Namun sulang tidak dilakukan bersamaan melainkan berurutan mulai dari tamu terhormat, diikuti yang duduk di sebelahnya, hingga tempat duduk terakhir.
- Saat santapan dimulai, orang harus menjaga cara makannya agar tetap sopan. Orang muda harus menunggu orang lebih tua mengatakan “Ayo makan” untuk mulai makan.
- Aturan dalam memegang mangkuk, jempol harus berada di tepi mangkuk di dekat mulut.
Arab
Oyiners tidak akan menemukan sendok dan garpu di meja-meja makan orang arab, karena mereka lebih suka makan dengan tangan. Selain itu mereka suka makan ramai-ramai dalam satu tempat, misalnya nasi ditempatkan di wadah yang agak besar dan dari wadah inilah mereka makan berjamaah. Selain itu, nasi juga ditumpuk daging, bisa daging kambing atau onta. Makanan Arab memang kebanyakan terbuat dari daging dan semacam roti yang bentuknya bulat. Salah satu kebiasaan lain ialah makan sambil ngobrol, bahkan jika makan sudah selesai, tetap dilanjutkan mengobrol. Ambilah makanan yang terdekat, jika Oyiners ingin mengambil makanan yang letaknya agak jauh, maka permisilah terlebih dahulu, karena memang meja makannya besar dan panjang.
Amerika Serikat
Setelah Perang Dunia II, AS sebagai pemenang perang menerapkan budaya santap makan baru. Jadwal kerja dibuat seefisien mungkin dengan cara Amerika yaitu sistim one hour lunch break. Peradaban Latin mereka yang sudah berumur ribuan tahun mengajarkan bahwa makan adalah ritual yang sacré. Setelah kenyang menyantap makanan utama, diperlukan waktu santai sambil minum kopi. Di sini kita menyebutnya dengan istilah menurunkan nasi sebelum melanjutkan kerja. Ini memakan waktu paling tidak 2 jam.
Tahun 1980-an gerai-gerai McDonald, Kentucky Fried Chicken, dan lain-lain memulai ekspansinya dari AS ke berbagai negara di dunia menawarkan fastfood. Tidak dapat dibantah bahwa fastfood adalah budaya gastronomi AS. Burger, hot dog, bahkan pizza adalah makanan asli Eropa yang dulu juga ikut bermigrasi ke Amerika, pascapelayaran Christopher Columbus. Kini mereka menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk kembali ke Eropa dengan wajah lain, yaitu wajah fastfood àla Amerika Serikat. Biasanya mereka makan menggunakan pisau dan garpu.
Eropa
Menu utama bergaya Eropa identik dengan penggunaan saus dan pasta. Di Inggris, cara makan kita harus sesuai dengan table manner. Jika tidak, kita akan dicap sebagai orang yang kurang tahu sopan santun. Mirip seperti orang-orang di Amerika, mereka pun juga kebanyakan makan menggunakan pisau dan garpu. Mulai dari makanan ringan sebagai pembuka hingga hidangan penutup, yang bisa menyajikan enam jenis menu atau bahkan lebih. Banyak hidangan bisa disajikan, seperti abalone (kerang), udang, hingga risotto khas Italia. Hidangan utama ala Eropa biasanya hampir sama dimana rata-rata menggunakan saus, daging sapi, atau aneka bahan baku dari laut.
Hidangan utama bergaya Eropa biasanya juga disesuaikan dengan tema serta acara yang akan dilangsungkan. Menu utama ala Eropa yang paling banyak digemari adalah yang menggunakan saus, pasta, ataupun bahan-bahan seperti daging asap dan kentang. Menu utama ala Eropa juga disajikan dengan segelas champagne atau wine. Cara makan orang Eropa inilah yang kemudian disebut Table Manner.
Table manner dapat diartikan sebagai sikap seseorang dalam acara jamuan makan dengan mengikuti tata cara, etika sopan santun sesuai dengan lingkungan sosial di mana kita berada dan dilakukan oleh siapa saja.
Pada abad ke 14 orang mulai mendengar dan mengenali perangkat makan garpu berbentuk 2 tusukan dan digunakan sebagai alat pendamping pisau besar untuk memotong daging bulat besar. Baru pada tahun “Pertemuan Munster”, yaitu 1648, para diplomat dunia bersama para ahli masak menetapkan 7 hal penting selain sepotong taplak meja. Tujuh hal penting tersebut terdiri dari piring, sendok, garpu, serbet, gelas minum, dan tusuk gigi.
Etika jamuan makan ini berkembang ke negara-negara Eropa, khususnya negara Perancis yang mana budaya dan etika ini berasal dari komunitas bangsa tersebut, yaitu pada masa kerajaan Louis XIV yang sering mengundang orang terhormat dalam acara makan bersama.
Diundang perjamuan makan formal baik saat breakfast, lunch, atau dinner bukan hanya memperhatikan kostum yang baik, tetapi tata cara makan yang benar dan sopan juga mesti diperhatikan. Sebab caramu makan akan mempengaruhi penilaian seseorang terhadap dirimu. Table manners tidak harus membuat tubuhmu kaku dan terlihat seperti robot. Hanya saja Oyiners memang perlu mengetahui apa-apa yang pantas dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat acara makan formal.
Beberapa tips berikut bisa membantu menghadapi perjamuan makan yang bersifat formal.
- Posisi duduk dan sikap tubuh saat perjamuan makan resmi adalah kesan pertama yang akan dinilai orang lain. Jadi ada baiknya Oyiners tidak melakukan hal-hal sepele yang dapat memberikan image buruk pada dirimu sendiri. Misalnya, saat menunggu makanan dihidangkan tanpa sadar Oyiners menguap, mengetuk-ngetuk meja, twisting the hair, atau bertopang dagu. Duduklah dengan posisi punggung tegak namun tetap nyaman. Majukan kursi agak ke dalam agar posisi duduk terkesan mantap.
- Menahan batuk, bersin, bersendawa, dan mengusap hidung saat acara makan tengah berlangsung memang sulit. Karenanya jika sudah tidak bisa menahan lagi, gunakan saputangan atau serbet yang disediakan. Palingkan kepala saat bersin atau batuk dan katakan 'permisi' atau 'maaf'. Meminta ijin berlaku juga saat hendak minta tolong seseorang untuk mengambil benda yang jaraknya jauh dari jangkauan. Atau saat hendak meninggalkan meja di sela-sela acara makan untuk pergi ke toilet dan menjawab telepon penting.
- Selalu gunakan serbet yang disediakan. Biasanya dilipat dalam bentuk yang cantik, tapi itu bukan hiasan. Oyiners memang harus membongkar lipatan cantik tersebut dan gunakan untuk melindungi pakaian dari kemungkinan terkena noda makanan. Boleh diletakkan di pangkuan atau digantungkan di dada.
- Saat makanan dihidangkan, kadang ada makanan yang belum tentu Oyiners suka. Jangan panik, kamu boleh tidak memakannya tanpa terkesan pilih-pilih makanan. Gunakan cara yang sopan saat menyingkirkan makanan yang tidak disukai. Biarkan orang lain mencicipinya terlebih dahulu dan bertanyalah dengan sopan bagaimana rasanya sebelum Oyiners menyendok untuk diri sendiri. Kalaupun terlanjur mendarat di piring, cukup letakkan di pinggir piring.
- Perjamuan makan resmi selalu memakai peralatan makan yang sangat lengkap. Mungkin Oyiners belum tentu tahu setiap fungsi alat makan tersebut. Sekali lagi tidak perlu panik. Cara teraman perhatikan saja cara orang lain memakainya. Umumnya peralatan makan akan disusun dengan rapi di kiri-kanan piring. Gunakan lebih dulu alat makan yang diletakkan paling luar secara berurutan. Biasanya digunakan untuk appetizers dalam bentuk kuah atau sup. Dan yang paling dalam digunakan untuk dessert.
- Saat makan juga mesti diperhatikan hal-hal berikut. Usahakan tidak meniup makanan yang masih panas, biarkan dingin sebentar sebelum disantap. Satu hal lagi yang kerap terlupa, selezat apapun makanan yang tersaji, tetaplah 'calm', sebaiknya selalu menyuap dalam ukuran kecil dan tidak membuat satu suapan yang akan langsung memenuhi mulut. Akan terkesan tidak sopan jika Oyiners mendadak diajak bicara sewaktu mulut masih penuh.
- Pastikan untuk mengecek minuman yang dihidangkan. Minuman panas akan langung terlihat dari kepulan uapnya dan akan dengan mudah terdeteksi melalui sentuhan pada gelasnya. Jadi ada baiknya tidak langsung menyeruput sebab akan terkesan negatif jika hanya karena panik lidah terbakar akibat minuman panas.
- Selesai bersantap biasakan untuk meletakkan alat makan dalam keadaan terbalik di atas piring dengan posisi vertikal berdampingan sendok-garpu atau pisau-garpu. Posisi silang hanya dilakukan bila ingin jeda sebentar saat makan. Dan biarkan piringnya tetap berada di hadapan Oyiners sampai pramusaji mengambilnya.
- Don't get drunk or you'll look absurd. Jika perjamuan menyediakan wine atau jenis alkohol lainnya 'tanpa batas' sebaiknya jangan tergoda untuk mengkonsumsi alkohol terlalu banyak, meskipun tuan rumah memperbolehkan tamu meminum sebanyak kemampuan. Selain akan merusak image dan dianggap sebagai pemabuk, membuat tuan rumah mengantar pulang dianggap tidak sopan.
Oh my God ..... |