Prestasinya diakui oleh dunia Internasional tapi oleh bangsa dan negaranya sendiri dianggap sampah! Koruptor ! Oyin tidak mengerti politik, hukum, dan sejenisnya. Jadi artikel ini hanya sebuah catatan kegauman Oyin atas pemikiran beliau-beliau ini. Terlepas dari benar dan tidak tuduhan yang dialamatkan padanya.
Sri Mulyani mantan menteri keuangan dijadikan tersangka kasus korupsi Bank Century ! Jika hal itu benar, mengapa World Bank mau menjadikan beliau sebagai orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya sejak 1 Juni 2010.
Mungkinkah World Bank mau menerima seorang koruptor untuk menduduki jabatan strategis ? Tentu Word Bank tidak gegabah dalam memilih pemimpin, karena jika salah pilih, nama World Bank akan hancur di dunia Internasional, tidak akan ada negara yang mempercayainya lagi..
Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.
Karena tanggung jawab dan kecintaannya pada tanah air, beliau lebih memikirikan negara yang hendak kolap karena diterjang badai krisis saat itu (1998). Beliau tidak mengenal lelah, begitu tiba dari Washington Ameraka Serikat, langsung mempimpin rapat di departemen yang dipimpinnnya untuk menyelamatkan jutaan nyawa manusia Indonesia. Padahal ketiku itu ibunya sedang menunggu ajal yang menjemput. Tapi kini apa yang beliau peroleh ?
Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di balik Virus Flu Burung merupakan buku yang ditulis oleh Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K).
Sejak terbitnya, buku ini menjadi pembicaraan di berbagai media internasional, karena buku ini dianggap membongkar konspirasi pihak barat terhadap sampel virus flu burung.
Buku tersebut diluncurkan pada Minggu, 6 Januari 2008 di Jakarta, buku ini membuat banyak pihak kebakaran jenggot. Dalam bukunya ini Siti Fadilah membuka kedok World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.
Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku Siti Fadilah Supari setebal 182 halaman itu. Majalah "The Economist London" menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
Siti Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).
Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. “Kegerahan” itu saya tidak tanggapi, betul apa nggak, mari kita buktikan.”
“Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada, kita sudah kaya,” ujarnya.
Mengubah kebijakan apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membuat sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.
Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
Fadilah merasa ada yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung. Mereka mengambilnya dari Vietnam, yang merupakan negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.
Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO.
Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin!
Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO.
Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu? Untuk vaksin atau senjata kimia?
Dr. Siti Fadilah Supari says the two powers are part of a global conspiracy and she suggests the United States would use bird flu samples to produce biological weapons.
According to Dr Supari, WHO laboratories have been guilty of forwarding influenza viruses to Western companies so they can profit by selling vaccines back to developing countries.
Dr. Supari’s views could very well undermine efforts to control the spread of avian influenza because Indonesia has already seen 104 deaths from the virus, almost half the world’s total, and Indonesia continues to be a hotspot for the virus.
Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.
Dan perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.
Ia meminta disampaikan secara khusus agar penerimaan mahasiswa asing untuk bidang kedokteran dihentikan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan saat berkunjung ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang ingin jadi dokter, serta fasilitas rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tapi dipakai calon dokter dari Malaysia.
Tapi hasil yang diperoleh atas pemikikran dan kerja keras Bu dokter yang hebat ini apa?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Komjen Pol Sutarman mengakui jika mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Setelah lama tidak mau berbicara soal status hukum Mantan Menteri Kesehatan yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Siti Fadilah Supari, akhirnya Kabareskrim Komjen Pol Sutarman buka suara. Sutarman membenarkan jika Siti Fadilah Supari statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi di Departemen yang dipimpinnya.
Adakah konspirasi tingkat tinggi yang terlibat karena kegigihan Bu dokter ? Entahlah..
Demikian sekilas info...
Bagaimana penyebaran flu burung itu ? Konspirasi chemtrail (menurut Oyin ini pengetahuan yang cukup menarik. Bagi sobat yang ingin mengetahui Konspirasi tersebut silahkan mencari artikel sendiri melalui mbah google)