Dalam dunia kenegarawan ia merupakan sosok kontroversial, sebab pada masanya memerintah negara ini, Timor-Timur lepas dari tangan bangsa. Akan tetapi tahukah anda apa jawaban Habibi tentang permasalahan tsb ?
“Saat ini, banyak orang yang berbicara mengenai hak-hak azasi di bawah demokrasi. Tapi, tidak ada yang berbicara mengenai tanggung jawab manusia.”
Presiden Habibie berusaha membela kebijakannya dalam Pidato Pertanggungjawaban Presiden (Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) di Depan Sidang Umum MPR-RI, 14 Oktober 1999. Namun, MPR menolak pertanggungjawaban tersebut. Penolakan ini, membuat BJ Habibie merasa tak pantas mencalonkan diri kembali jadi Presiden pada SU-MPR Oktober 1999 itu.
Berikut petikan Pidato Pertanggungjawaban Presiden (Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) di Depan Sidang Umum MPR-RI, 14 Oktober 1999, khususnya tentang pelepasan Timor Timur:
Salah satu kebijakan penting yang diambil oleh Kabinet Reformasi Pembangunan adalah mengajukan penyelesaian masalah Timor Timur secara komprehensif dengan cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakat internasional.
Harus diakui bahwa integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia 24 tahun yang lalu, yang dikukuhkan melalui TAP MPR No. VI/MPR/ 1978, tidak pernah mendapat pengakuan internasional. Meskipun sebenarnya Indonesia tidak pernah memiliki klaim terhadap Timor Timur dan tidak pernah berambisi untuk menguasai wilayah bekas jajahan Portugis itu.Dalam dunia Intelektual Beliau tidak perlu diragukan lagi, Gerak langkahnya sebagai profesional dibidang yang dikuasai (pesawat terbang) dan dikembangkannya, Habibie banyak mendapat penghargaan dan juga penghormatan. Diantara penghormatan yang telah diterima BJ Habibie dari lembaga international, antara lain:
- Grand Cruz De Merito Aeronatico Condistinctivo Bianco dari Pemerintah Spanyol (14 Mei 1980).
- Das Grose Verdients Krew Smit Stern Und Shalter Band, dari Pemerintah republik federasi Jerman (11 November 1980).
- Das Grose Verdients Kreuz dari pemerintah negara bagian Niedersachen, Jerman Barat (1 Desember 1980).
- Groot Kruis In De Order Van Oranye Nassau, dari pemerintah kerajaan Belanda (25 Mei 1983)
- Diangkat sebagai salah seorang dari 21 penyumbang terbesar bagi tekhnologi penerbangan dan angkasa luar oleh dewan redaksi Aviation Week and Space Tekhnology, majalah penerbangan terkemuka di dunia, yang berkedudukan di AS (2 Januari 1984).
- The Grand Cross of Aeronautical Merit, dari pemerintah Republik Chili (3 Oktober 1985).
- Diangkat sebagai salah seorang Foreign Associate (anggota luar biasa) oleh NAE (National Academy of Enggineering), Amerika Serikat (November 1986).
- Caraliere de Grand Groco dari Pemerintah Italia (1986)
- Grand Officer de L’ordre National Du Merite, dari Prancis (1986)
- La Gran Cruz de la Order dee Merito Civil dari Spanyol (Juli 1986)
- Edward Warnner Award (1994), award ini dari lembaga penerbangan sipil international atau ICAO (International Civil Aviation Organization) sebuah badan yang berwenang langsuang dibawah PBB.
- Terpilih menjadi fellow (anggota) AIAA (American Institute of Aeronautics and Astrononautics / Institut aeronautika dan astronautika Amerika) (10 agustus 1992). AIAA merupakan masyarakat profesional terbesar yang mengabdikan diri pada kemajuan rekayasa dan sains dalam bidang penerbangan dan angkasa luar, yang berkantor di Washington DC, AS.
“Sekalipun aku telah menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat Tanah Air memanggilku, maka paspor (Jerman) akan saya robek dan aku akan pulang ke Indonesia”
Demikian sekilas info...
Sumber tulisan :
http://www.tokohindonesia.com/berita/article/307-topik-pilihan/2751-presiden-habibie-lepaskan-timor-timur
http://www.kompasiana.com