Sel Punca
Darah dalam tali pusat bayi baru lahir bukanlah sembarang darah. Sejak tahun 1970-an, penelitian medis menemukan bahwa darah dalam tali pusat kaya dengan sel punca (stem cell).
Apa itu sel punca? Sel punca adalah induk dari semua sel di dalam tubuh. Sel ini belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Misalnya, dapat dipicu tumbuh menjadi sel-sel pembentuk darah, sel otot jantung, sel saraf, sistem kekebalan tubuh, jaringan kulit, tulang, organ endokrin dan sebagainya.
Sumber Sel Punca
Ada dua jenis sel punca. Pertama, sel punca embrionik (embryonic stem cell) yang diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 - 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan), yang biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization).
“Kedua, sel punca dewasa (adult stem cell) yaitu sekumpulan sel yang berada dalam jaringan, darah, sumsum tulang, otak, hati, pankreas, misalnya,” urai DR Dr Rini Purnamasari SpA(K) dari RS Gandaria Kebayoran Baru.
Darah Tali Pusat
Nah, salah satu sumber sel punca adalah darah tali pusat. “Terdapat sejumlah darah sebanyak 40-120 mL yang berasal dari pembuluh darah balik (vena). Kemudian, darah tali pusat itu diisolasi dan diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan sel punca jenis adult,” paparnya.
Syarat Pengambilan
Dikatakan dr Rini, terdapat beberapa prasyarat yang musti dipenuhi ibu saat pengambilan sel punca darah tali pusat, antara lain kehamilan cukup bulan, tidak memiliki penyakit-penyakit tertentu, juga bukan merupakan persalinan sulit.
“Ada pula bank darah yang tidak memperbolehkan kliennya memiliki HIV-AIDS,” ujar dr Prima Progestian SpOG dari Brawijaya Hospital Woman & Children.
Cara Pengambilan
Untuk mendapatkan sel darah tali pusat ini, dr Rini menyebutkan ada dua cara:
In Utero. Pengambilan darah tali pusat dengan ari-ari (plasenta) masih berada dalam kandungan. Artinya, setelah bayi lahir, tali pusatnya dipotong. Lalu, tali pusat yang masih menempel di plasenta dijulurkan keluar rahim dan darahnya dialirkan melalui jarum steril. Setelah proses selesai, plasenta dikeluarkan.
Ex. Utero. Dilakukan pada plasenta yang sudah dikeluarkan dari rahim. Maksudnya, setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dan dipotong. Sesaat kemudian, plasenta dikeluarkan dari kandungan dan ditaruh di meja khusus. Lalu, darah tali pusat dialirkan ke kantong steril melalui jarum steril. Umumnya proses pengumpulan ini berlangsung singkat.
Dilanjutkan dr Prima, tali pusat yang hendak diambil darahnya dibersihkan dengan antiseptik. Lalu, tali pusat itu ditusukkan jarum steril yang mengalirkan darah ke dalam kantong darah.
“Aman, tidak sakit, prosedurnya cepat dan tidak memiliki risiko bagi ibu dan bayinya. Pengambilan darah biasanya sebanyak 2 kantong darah (blood bag),” tambah dr Nani Permadhi MBA-HCA, Direktur Medis StemCord Indonesia.
Penyimpanan
Setelah darah tali pusat terkumpul, “Darah berjumlah berkisar 40-120 mL ini dibawa ke laboratorium dan dilakukan proses isolasi sehingga menghasilkan sel punca sejumlah 2 mL saja. Hasil inilah yang selanjutnya disimpan dalam bank darah tali pusat,” sambung dr Rini.
dr Nani menambahkan bahwa StemCord mengirimkan blood bag itu secara aman – dikemas dalam suhu kamar - menuju laboratorium di Singapura, yang dikirim kurang dari 36 jam. Setelah itu, diproses dalam kondisi yang ketat. Kemudian, dibekukan dalam nitrogen cair dengan suhu – 180 derajat Celcius.
Ternyata, sel punca darah tali pusat selama disimpan dalam suhu nitrogen cair dapat disimpan dalam jangka waktu tidak terbatas. Menurut dr. Rini, sel punca darah tali pusat ini dapat disimpan hingga 17 tahun.
Pemakaian
Bagaimana cara menggunakannya? “Jika sel punca darah tali pusat ini diperlukan, maka dilakukan proses pencairan (thawing). Sebelum melakukan thawing, diawali proses permintaan dari dokter yang akan melakukan transplantasi. Dicocokkan terlebih dulu antara donor dan penerima sel punca, juga diadakan tes terhadap kandungan sel punca yang tersimpan, dan sebagainya,” terang dr Rini.
Manfaat
Hingga kini sel punca darah telah dimanfaatkan memulihkan penyakit-penyakit darah seperti hematologi-onkologi (darah-kanker), kanker sel darah putih (leukimia), anemia aplastik, contohnya thalassemia,” sebut dr Rini.
Ditambahkan dr Nani, jenis-jenis penyakit yang bisa diatasi dengan sel punca tali pusat ini, antara lain leukimia akut, leukimia kronik, sindroma mielodisplastik, Stem Cell Disorders, Congenital (Inherited) Immune System Disorders, Other Inherited Disorders, Inherited Platelet Abnormalities, Plasma Cell Disorders, dan penyakit autoimun.
“Bahkan dalam masa mendatang – sekarang masih dalam tahap penelitian - sel punca ini dapat diaplikasikan dalam mengatasi gangguan-gangguan lainnya seperti Alzheimer, Cerebral Palsi, parkinson, stroke dan penyakit autoimun seperti lupus,” tutup dr Nani. (Sumber: Mom & Kiddie)
Kini Tersedia di Indonesia
Tak perlu ke Singapura untuk menyimpan tali pusat bayi Anda- yang kaya akan sel induk (stem cells)- karena Indonesia memiliki "Bank Tali Pusat" yang didirikan Cordlife Singapura bekerjasama dengan PT Kalbe Farma. Sel induk yang ada di tali pusat bisa dipergunakan untuk pengobatan kanker, jantung, diabetes hingga kerusakan tulang, tidak saja bagi pemilik tali pusat tetapi juga keluarga dekatnya.
Tarifnya pun terbilang ekonomis, untuk biaya pengambilan tali pusat dikenakan Rp 8 juta. Untuk biaya penyimpanan ditetapkan Rp 1,2 juta per tahun. Bandingkan dengan biaya penyimpanan tali pusat di Singapura yang bisa mencapai 5.000 hingga 10.000 dolar.
Dr Sunny Tan Chiok Ling dari Cordlife Singapura menjelaskan, selama masa kehamilan, tali pusat merupakan satu-satunya penyambung kehidupan antara sang ibu dengan sang bayi. Jika selama ini, ari-ari atau tali pusat dibuang dan dikubur, pada tahun 1963, dunia kedokteran menemukan, sel induk dari darah tali pusat dan ari-ari dapat digunakan oleh bayi maupun keluarganya untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Di masa mendatang, peneliti percaya bahwa sel induk dapat dipergunakan untuk memperbaiki organ tubuh seperti jantung dan pankreas (diabetes), dan membantu pengobatan penyakit systemic lupus erythemathosus (SLE), multiple sclerosis, stroke, alzheimer, dan parkinson.
Minat masyarakat Indonesia untuk menyimpan tali pusat anaknya di Bank Tali Pusat tampaknya semakin meningkat. Menurut Yuliana Indriati dari Divisi Pengembangan Stem Cells Kalbe Farma, saat ini sudah ada sekitar 100 orang Indonesia yang menyimpan tali pusatnya di Cordlife Singapura.
Ditanyakan apakah ada batasan lama penyimpanan, Indri mengatakan, tidak ada batas, tergantung pada keinginan klien. Kalaupun sel induk tersebut tidak dipergunakan pada anak bersangkutan, bisa digunakan untuk keluarganya. "Jika digunakan untuk anggota keluarga dekat, risiko penolakannya sangat kecil karena memiliki sifat genetik yang sama," ucapnya.
Sumber:
http://health.okezone.com