» » Bisnis Otot diseputar Jakarta

Pembaca :
John Kei, alias John Refra, dikenal memiliki bisnis jasa pengamanan yang  cakupannya luas. Di Ibu Kota, bisnis tersebut menguasai wilayah Tanjung Priok sampai Tanah Abang. Bahkan bisnisnya juga berkembang ke luar negeri hingga menyeberang ke Singapura dan Australia.

Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semarang, Parung, Ciputat, dan Pamulang.

Wafat pada akhir 2008, Baharudin meninggalkan banyak warisan buat keluarganya, antara lain aset delapan koperasi berbadan hukum, yang cabangnya tersebar di sejumlah kota. Pengadilan Agama Jakarta Timur pun menetapkan istri dan empat anak Baharudin sebagai ahli waris. Konflik keluarga berawal ketika Masthahari, adik Baharudin, menuntut hak waris.


Masthahari menyewa jasa pengamanan dari Umar Kei, 33 tahun, pemuda dari Kei, Maluku. Tak mau kalah, Burhanuddin meminta pengawalan Alfredo Monteiro dan Logo Vallenberg dari kelompok Timor. Di lapangan, merekalah yang berhadapan.

Serangan itu datang pagi-pagi. Lima orang datang ke kantor Koperasi Bosar Jaya. "Kami dari Koperasi Mekar Jaya ingin mengambil alih kantor," kata Jamal, seorang penyerang. Tak lama kemudian datang Umar Kei, yang meminta Logo dan kelompoknya meninggalkan kantor. Ditolak, Umar memanggil anak buahnya yang datang dengan enam mobil. Menurut Logo, mereka bersenjata golok dan pedang samurai. Umar memerintahkan anak buahnya menyerang.

Para penyerang menyabet Logo. "Anak buah saya tak bersenjata," kata Logo. Bentrokan tak berlanjut karena petugas kompleks pertokoan itu telah datang. Belakangan Logo tahu, Umar bekerja dengan bendera Lembaga Bantuan Hukum Laskar Merah Putih. "Mereka mengatasnamakan koperasi simpan-pinjam Mekar Jaya," katanya.



Dari semua bisnis yang dilakoni kelompok etnis itu,  penghasilan terbesar ada di proyek pembebasan tanah. "Nilainya setara dengan uang jajan setahun," katanya. Mereka biasa menyebut penghasilan ini sebagai "jatah preman", yang dipelesetkan menjadi "jatah reman". Di tingkat kedua, penjagaan tempat hiburan malam. Kali ini jatahnya dipakai untuk "uang jajan sebulan". Sedangkan bisnis perpakiran menghasilkan jatah reman berupa "uang jajan harian".

Anton Medan
Dulu, sosok Anton Medan lekat dengan kriminalitas. Pria kelahiran Tebing tinggi itu adalah mantan perampok dan bandar judi. Namun, ia kini telah insyaf. Setelah memeluk Agama Islam pada 1992, belakangan ia justru kerap berceramah sebagai dai.


Bagaimana sebenarnya peta para "penguasa" ibu kota ini dan siapakah mereka?

Thalib Makarim
Sama seperti John Kei, Thalib juga pendatang. Thalib berasal dari Flores dan anggotanya kebanyakan berasal dari tempat asalnya. Bisnis yang digeluti adalah bidang pengamanan klub hiburan kelas atas, seperti Blowfish, DragonFly, X2, dan Vertigo serta pusat perbelanjaan dan hiburan malam kelas atas di daerah hingga Melawai. Selain itu, ia pernah menjadi pengacara Tommy Winata.

Abraham Lunggana
Abraham merupakan putra Betawi yang cukup disegani. Saat ini, ia menduduki jabatan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Panca Marga dan Wakil Ketua DPRD DKI. Bisnis yang digeluti adalah mengelola jasa parkiran dan keamanan di kawasan Jakarta Pusat, jasa pengamanan Blok F, Pasar Tanah Abang, parkiran Rumah Sakit Fatmawati, serta menguasai sejumlah area strategis di kawasan Jalan Thamrin.

Abraham mendapat kekuasaan di daerah Blok F Pasar Tanah Abang setelah berhasil merebutnya dari penguasa Betawi Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing.

Laskar Jayakarta
Laskar Jayakarta ini didirikan oleh H. Achmad Laisyak dan Bang Illo. Dalam situsnya sebagai pembina adalah Agung Laksono. Laskar Jayakarta beranggotakan warga Betawi. Kegiatan yang mereka lakukan adalah melakukan demonstrasi dan menyediakan jasa keamanan klub malam dan hotel daerah Tamansari Jakarta Barat, Mangga Besar, Hayam Wuruk, Gadjah Mada dan pusat perbelanjaan Glodok.


Sumber :
tempointeraktif.com

uhamka.ac.id 

Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Bisnis Otot diseputar Jakarta . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda