Sebagai contoh, misalnya suatu hari suaminya mengusulkan adanya perubahan struktur komando dikantornya, tetapi pimpinannya tidak setuju atau cuek. Pimpinannya menganggap dirinya tak tahu apa-apa tentang hal itu karena masih baru dikantor ini. Boy sebut saja nama suami pasangan tersebut menjadi kesal kemudian kekesalannya di bawa pulang sampai ke rumah. Istrinya Femmy (bukan nama sebenarnya) yang tidak tahu apa-apa menjadi bahan pelampiasannya.
Femmy yang sedang membaca majalah heran melihat suaminya datang dengan wajah tampak penuh kekesalan dan lansung menyemprot dirinya..
"Kenapa kamu hanya diam dirumah tidak menelopon atau SMS ?, aku lama menanti sapaanmu hari ini, tapi lama ku tunggu tak ada kabar berita!" sungut Boy.
Femmy hanya memandang diam tak mengerti apa maksud kata-kata Boy. kemudian setelah sadar barulah ia berbicara :
" Loh, mas ini bagaimana sih, aku tak akan menelpon atau sms jika mas tidak terlebih dahulu menghubungiku, aku takut mengganggu aktifitas mas di sana, mas bekerja kan?, aku tak melihat apakah mas sedang sibuk atau tidak, jadi bukannya aku tak mau menghubungimu." balas Femmy tenang.
Boy diam, wajahnya masih tampak kesal, makanan yang sudah disediakan Femmy sejak siang tak dilihat apa lagi di sentuhnya. Boy langsung masuk kamar dan merebahkan badannya, matanya menatap langit-langit, kekesalan dirinya atas kejadian dikantor belum sirna dari benaknya.
Dari cerita tadi tampak Boy mencari orang yang lebih lemah sebagai sasaran agresinya. Boy tidak berani melawan sang bos di kantor karena kedudukan dan jabatan yang lebih tinggi dan lebih kuat ketimbang dirinya. sehingga mengalihkan agresivitasnya memarahi Femmy istrinya yang tidak mengerti duduk persoalan, yang seharusnya tidak pantas diperlakukan seperti ini oleh Boy sebagai suaminya.
Dalam kamus isitilah psikologi 'Frank J Bruno' (kanisius, 1989) yang dimaksud perilaku agresif ialah: 'Bila suatu organisme menyerang organisme atau benda lain secara fisik atau verbal dengan nada bermusuhan.' Penyerangan secara verbal disini seperti pada perlakuan Boy terhadap Femmy, Boy mengucapkan kata-kata keras dan penuh amarah, sedangkan penyerangan secara fisik jika Boy melanjutkan perbuatannya ketingkat yang lebih keras dengan menampar Femmy misalnya.
Pengalihan agresi cenderung ke obyek yang lebih rendah kedudukannya sebagai pengganti, ia melakukan hal ini salah satunya karena memiliki keyakinan yang salah misalnya tidak ada gunanya berdebat dengan pimpinan yang lebih tinggi dari dirinya. Disini Boy punya pemahaman yang keliru, seperti anggapan bahwa di era keterbukaan sulit mencari kejujuran.
Padahal melakukan pemindahan agresi tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan mungkin bisa menambah masalah baru,! Seperti dalam cerita tadi, Boy dengan pimpinan selesai permasalahannya, tetapi dirumah permasalahan baru timbul yaitu pertengkaran dengan sang istri.
Boy selalu ngomel jika argumennya di kantor tak tersalurkan. Boy tega memindahkan kekesalahannya kepada sang istri tanpa tahu apa penyebab kesalahan yang telah ia perbuat. Jika hal ini memuncak perceraian pun mungkin terjadi karena masing-masing bertahan dengan egonya. Sungguh tragis!
Pengalihan agresi bisa saja bentuk frustasi karena dianggap argumen dirinya sudah mentok dalam menghadapi institusi yang lebih tinggi. misalnya teman atau sahabat yang lebih sukses, lebih ganteng atau cantik, kedudukan yang lebih menjamin dan sejenisnya.
Jika kita termasuk jenis ini maka perlu dicamkan hal-hal berikut :
Selesaikan persoalan sesuai porsinya, jika punya persolan segera selesaikan hari itu juga jangan di tunda karena akan menimbulkan pengalihan persoalan kepada pihak lain yang tidak tahu ujung pangkalnya seperti halnya pengalihan agresi.
Bertanggung jawablah pada diri sendiri sehingga tidak mencari kambing hitam sebagai pelampiasan rasa kesal kepada orang lain yang tidak berdosa.
Beristirahat sejenak, jika kita tidak dapat langsung menumpahkan rasa kesal ke sumbernya.
Menurut psikolog, orang yang suka melakukan agresi adalah mereka yang sering kesulitan berdialog dengan orang lain. Mereka takut berkomunikasi atau tidak pandai berkomunikasi. Jadi jika tidak ada kesepahaman selesaikanlah dengan baik, tidak lalu menyinggung perasaan orang lain dengan cara yang tidak benar. Buatlah bagaimana agar orang lain mengerti apa yang kita maksud.