Sebuah kata bijak mengatakan “kau adalah apa yang kau pikirkan” manusia adalah makhluk Allah yang paling lemah secara fisik. Namun Allah dengan prinsip keadilan-Nya memberikan sebuah anugerah termahal yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain, yaitu kemampuan berfikir.
Sangat disayangkan, tidak semua manusia memanfaatkan secara maksimal kemampuan yang satu ini untuk meraih prestasi sebesar-besarnya.Shiv Khera dalam You Can Win, mengatakan, “Jika kita berfikir kita dikalahkan, maka kita akan kalah.
Jika Kita berfikir kita tidak takut, maka kita tidak akan takut. Jika kita ingin menang, tetapi merasa tidak mampu, hampir dapat dipastikan bahwa kita tidak akan menang.
Jika kita berfikir kita merugi, maka kita akan rugi. Karena apa yang kita hadapi di dunia keberhasilanya berawal dari kemauan diri dan semuanya ada dalam pikiran kita. Jika kita berfikir kita tidak berkelas, maka akan seperti itulah kita. kita harus berfikir tinggi untuk dapat meraih. kita harus memiliki keyakinan diri sebelum kita dapat meraih kemenangan.
Perjuangan hidup bukan selalu menjadi milik orang yang lebih kuat dan lebih cepat. Tetapi cepat atau lambat pemenangnya adalah orang yang berfikir bahwa ia mampu”.
Namun Jauh sebelum Shiv Khera mengeluarkan pendapat tersebut, Allah telah mengatakan (Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku). Tidak mudah merealisasikan apa yang ada dalam pikiran kita. Sehingga tak heran banyak yang akhirnya tidak mau berfikir betapa sesungguhnya hidup ini terlalu indah untuk kita buat sia-sia tanpa prestasi apapun. Kebersihan hati mempengaruhi pikiran.
Jika hati kita bersih, pikiran kita akan positif menapaki setiap detik-detik kehidupan ini. Betapa indahnya bila kita senantiasa berfikir positif, hati kita bersih, bening, dan terawat dengan baik. Kita akan merasakan kesejukan, kedamaian, ketenangan, kemudian dunia ini kita jadikan sebagai ladang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya tanpa beban, permusuhan dan dendam.
Bila hati kita tertata dengan baik dan pikiran kita positif, kita tidak akan menjadi orang yang lemah, mudah menyerah, dan putus asa jika mengalami kegagalan. Bangkit dan jangan mudah menyerah. Walaupun jalan yang kita lalui senantiasa menanjak dan berliku, tetaplah melangkah walaupun setapak demi setapak.
Percayalah cahaya terang itu tidak selamanya tertutup awan hitam, ia akan terhalau oleh kesabaran, ketekunan, dan keyakinan, hati yang bersih, serta berfikir positif kepada Zat yang jiwa kita ada dalam genggamannya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga mereka merubah dirinya sendiri”