» » Hari besar Islam jaman Nabi dan Teknologi

Pembaca :

Ingin memberi judul postingan ini bingung karena bisa terlalu panjang. Inti dari tulisan ini adalah menyikapi perbedaan dalam menentukan hari besar umat Islam antara zaman Nabi dengan zaman Teknologi.

Seharian nonton tipi acaranya didominasi oleh berita rukyat oleh Kemenag. Terlihat para petugasnya sangat sibuk menyiapkan berbagai peralatan teropong bintang dari yang biasa sampai yang teramat canggih. Perbedaan yang sangat mencolok dalam menetukan hari besar Islam ini terjadi antara Ormas besar, yaitu NU dan Muhammdiyah.

Di antara masyarakat mungkin ada yang masih bingung mengapa ada perbedaan penentuan hari raya umat Islam, bagi masyarakat non muslim, mungkin kejadian ini dianggap aneh karena satu agama tapi tidak bisa kompak.


Oyin bukan ahli agama juga ustadz, tapi sebagai muslim ingin mengetahui apa penyebab terjadi perbedaan tersebut, nah saat jalan-jalan menyusuri lorong maya yang sepi, menemukan artikel yang menarik mungkin bisa dijadikan sebagai renungan mengapa ada perbedaan penentuan hari besar umat Islam. Hasil akhir atau kesimpulannya tentu anda sendiri yang bisa mangambil keputusan.

Ada dua metode untuk menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan yaitu Rukyat dan Hisab. Nah, inilah perbedaan tersebut.

Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.


Rukyat
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.


Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Hisab
Hisab secara harfiah artinya perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu shalat. Sedangkan posisi Bulan menjadi penting untuk menentukan pergantian bulan baru (kalender).


Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada. Hisab seringkali digunakan sebelum rukyat dilakukan. Salah satu hasil hisab adalah penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris.

Konjungsi geosentris terjadi pada saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik.

Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.

Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan Bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni (973-1048 M), Ibnu Tariq, Al Khawarizmi, Al Batani, dan Habash.

Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا

“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas” (QS. Al Isra: 12)

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan” (QS. Ar Rahman: 5)


Dari kedua metode diatas menurut Oyin, jelas sangat merepotkan jika kita hanya mengandalkan alat teropong untuk melihat munculnya hilal jika keadaan cuaca tidak menentu, seperti mendung atau turun hujan, belum lagi jika kita berada ditempat yang beriklim sub tropis atau beriklim salju, dimana siang kadang lebih panjang dari waktu malam. Islam tidak lagi hanya di jazirah Arab, tapi sudah menyebar ke seantero jagad yang memiliki berbagai iklim...

Dari berbagai sumber yang Oyin olah :
http://www.moonsighting.com
Moon Calculator Program and Documentation, oleh Dr. Monzur Ahmed, 2001



Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Hari besar Islam jaman Nabi dan Teknologi . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda