» » Sendiri? Siapa takut!

Pembaca :
mengagumi seni
Sendirian memang tak selalu membosankan. Ini motto hidup yang baru. Konon, banyak orang terutama perempuan lebih suka ‘ditemani’ kemana-mana, apalagi ditemani pasangan waw siapa yang tak mau? Tetapi, karena keterbatasan jarak dengan pasangan alias long distance relation, jadilah aku lebih banyak beraktivitas sendirian. Sisi positifnya selain menjadi mandiri, aku bisa menghadiahinya cerita yang unik yang ia belum tahu sehingga ia penasaran. Hmmm

Ada banyak aktivitas yang bisa kulakukan saat sendiri. Diantaranya:

Online

Siapa sih yang tak tahu kata online di zaman teknologi sekarang ini? Sewaktu aku masih TK memang aku buta teknologi, walaupun sekarang tetap saja gaptek. Hehe. Tidak hanya jejaring sosial yang wajib ditongkrongi, ada yang lain yang lebih menyenangkan. Saat berselancar di dunia maya, orang-orang punya tempat nongkrong atau situs favorit masing-masing. Ada yang ikut komunitas tertentu atau sekedar mencari-cari hal yang bermanfaat. Nah, apa saja topik favorit yang membuatku betah berlama-lama di dunia maya? Ini dia kelima besar terpilih.

Fashion and Beauty
Sebagai perempuan yang notabene makhluk Tuhan paling seksi, tentu saja rubrik kecantikan selalu menggoda mata. Mana tahan untuk tak sekedar membaca? Begitu kata kebanyakan perempuan, aku salah satunya. Dari hasil membaca rubrik ini, aku jadi lebih percaya diri untuk main tabrak warna dalam berbusana. Banyak tips padu padan warna dari yang minimalis, kalem, sampai norak. Itu semua sah dan tak ada larangan. Kalaupun ada yang sirik, itu tanda tak mampu. Bisa karena tak suka warna baju atau ukuran yang tak bisa pas di semua orang. Bonusnya, bisa jadi pakar. Tak hanya bab berbusana tetapi juga bab berdandan. Walaupun terbilang tak punya banyak jam terbang soal ini, minimal sekedar tahu tidak ada salahnya. Jadi ketika menghadiri kondangan tak repot ke salon karena tahu tips dan trik berdandan sesuai selera hati. Jadi, efektif!

Architecture
Dahulu sebelum kenal yang namanya online, aku sangat suka acara televisi yang membahas interior maupun eksterior rumah. Biasanya hari sabtu atau minggu pagi. Namun, sekarang tak perlu takut ketinggalan acara itu, karena bisa dilihat di situsnya. Dan, untuk menambah pemahaman tentang kosakata bab ini, sesekali berselancar di dunia maya dan akhirnya menemukan banyak lagi kosakata baru. Wah, yang tadinya ingin satu jadi dapat segudang. Berkat hobi ini, bisa menambah angan-angan ketika nanti membangun rumah sendiri. Apalagi sewaktu melamun di bus pas lewat deretan rumah elit dengan berbagai keunikan yang membuat ngiler, hmm itu adalah contoh nyata yang tak didapat hanya dari menyimak di televisi. Asyik!

Culinary

Perempuan tak bisa masak? Oh no, itu aku banget. Aku memang tak berbakat di bidang ini, tetapi untuk mencicipi sih oke-oke saja. Mencari-cari info tentang tempat makan unik, masakan-masakan yang menggoda selera, juga kadang-kadang menyimpan cara membuatnya walaupun jarang dipraktekkan. Namanya juga iseng jadi sah saja. Selain menambah wawasan, juga mampu memaksa perut mau makan di saat tak nafsu makan. Biasanya menu kuliner yang wajib dibaca selain masakan Indonesia, yaitu aneka kueh, cake, dan eskrim. Duh, mana tahan!

Vacation Destination
Sambil menyelam minum air. Sambil membaca sambil bermimpi. Siapa tahu suatu saat nanti aku bisa jalan-jalan keliling Indonesia, Asia, Eropa, Amerika, bahkan Kutub Utara. Maka dari itu sebelum kesana, baca dulu obyek wisata menarik yang wajib dikunjungi. Sebagai tambahan, biasanya ada yang bercerita pengalaman pribadi ketika kesana dan baiknya ia, mengulas tentang akomodasi. Do and don’t. Yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di suatu daerah. Gut, kan. 

Foto di pinggir jalan
Photography
Hampir di semua aktivitas yang kulakukan, momennya harus tersimpan. Caranya ya dengan foto. Berbagai tips dari internet tentang dunia fotografi sangat bermanfaat. Aku bisa tahu banyak langkah untuk mendapatkan hasil foto yang menarik. Apalagi jika sendirian, tak bisa memoto diri sendiri dari jarak yang jauh. Nah, ada solusinya yaitu bawa teman. Hehe. Aku tak begitu fotojenik (photogenic), namun tak masalah menyenangkan diri sendiri. Toh bukan artis, siapa yang mengkritik jelek? Kurang kerjaan!





Membaca

bacaan yang masih tersimpan
Walaupun sudah banyak kemudahan dalam mencari bahan bacaan lewat internet, membaca bacaan cetak tetap memiliki pesona yang menarik hati. Malahan, saking seriusnya sampai-sampai buku-buku bacaan dipeluk sewaktu tidur. Untuk mengistirahatkan mata dari efek buruk layar monitor, membaca buku-buku otentik memang langkah baik. Dalam kegemaranku membaca ini, aku tidak pilih-pilih bahan bacaan. Mulai dari novel, majalah, koran, bahkan brosur. Baik yang baru maupun yang seken (barang bekas), yang penting manfaatnya bukan harganya.

Yang jadi langganan bacaanku akhir-akhir ini adalah Kompas edisi minggu, dan langsung membuka halaman Seni karena cerpen dan puisi yang dimuat tak lagi bernada mellow, cinta-cintaan, apalagi aneka produk galau. Koleksi bacaan seperti novel dan majalah sudah banyak, ditambah koran yang kian menumpuk membuat rak tak muat lagi. Dan, diantara bacaan-bacaan itu, ada beberapa yang kubaca berulang kali tetap tak membosankan. Siapa bilang membaca itu kuno? Nerd is the new sexy. Dikutip dari salah satu majalah yang kubaca.

Menggambar

langkah-langkah menggambar hitam putih
Aku memang bukan seniman. Aku tak mahir dalam menggambar, namun aku tak patah arang untuk hobi yang satu ini. Biar diejek orang, biar dikatakan kekanak-kanakan, ya biar saja. Kesukaan pada dunia menggambar ini tumbuh ketika aku di sekolah dulu, ada pelajaran Seni Rupa yang ternyata meninggalkan ingatan akan seni corat-coret ini. Karena tak begitu bagus dengan cat air maupun cat minyak, aku lebih suka menggambar hitam putih. Hemat, cukup dengan kertas dan pensil. Jadilah, dinding kamarku kutempeli hasil kreasi dan imajinasiku yang jelek – kata seseorang.

Aku tak bisa menggambar bentuk, ini sulit bagiku, sehingga aku cenderung menggambar abstrak. Tapi hal itu cukup membuatku senyum kecil saat memandangi hasil gambar buatanku. Tentu saja aku selalu butuh kritik dan saran yang membangun. Tak hanya berkata jelek, tapi sedikit banyak tips akan sangat membantu. Kenyataannya, banyak tangan-tangan seniman yang lahir dari kritikan. Jadi, aku pun bisa menjadi seniman berikutnya. Semua berawal dari hal kecil, kan.

gambar wajah tanpa elemennya
Menulis

fokus menulis
Ehem. Izinkan aku berdehem dulu. Terus terang saja, aku bukan penulis. Tetapi aku suka menulis narsis. Ya, seperti ini contohnya. Menulis uneg-uneg di kepala, yang bagi orang lain tak menarik. Apa saja yang ada di kepala saat itu aku rancang untuk kemudian kutulis. Memang tak setiap hari ide itu datang. Ide tak bisa diundang, walaupun semalaman aku duduk di depan laptop dan memandangi layar Word. Bahkan walaupun saat itu sinar bulan mengintip di balik gorden. Ah, ide memang mahal. Untuk membantu mengundang ide, aku membaca beberapa tulisan orang yang ada di blog maupun koran. Ini sangat membantu. Selain bisa menumbuhkan semangat menulis, membaca karya orang lain mampu menambah wawasan tentang hal-hal asing.

Yang lebih banyak kutulis adalah cerpen, sesekali puisi. Namun, tak semua orang menyukai dunia seperti ini. Jadilah aku asyik dengan duniaku dan mereka asyik dengan dunianya. Aku disebut lebih tua dari usiaku sebab dari beberapa cerpen yang sudah kutulis, semuanya bertema keluarga, dengan bahasa yang berat – katanya, tidak seperti anak remaja.  Kebanyakan ide menulis tema keluarga ini kudapat dari cerita teman, lingkungan sekitar, atau pengalaman pribadi. Sedikit banyak sudah kuterbitkan di blog, namun ada beberapa yang masih perlu diperbaiki. Yah, pemula tapi tetap semangat.

Kuliner

Beef Lasagna di Pizza Hut
Siapa sih yang tak suka kuliner? Tentu tak banyak jari terangkat. Inginnya sendiri di café atau kedai kopi yang pastinya menyediakan snack pendamping entah cake entah biskuit. Tetapi karena café umumnya buka malam hari jadi aku belum pernah ke sana sendirian. Takut digoda orang iseng. Jadi, di rumah saja menyeduh secangkir panas kopi atau teh menemani saat membaca atau online, cocok sekali. Malahan aktivitas yang satu ini berhasil menjadi jawara keseharianku. Tak lengkap rasanya kalau belum minum kopi atau teh. Ketagihan, istilahnya.

Tentang makanan, tak jarang aku makan di tempat-tempat yang jauh dari rumah. Walaupun sendirian ternyata tidak ada yang menculik atau berani mendekatiku. Pupus sudah ketakutan kalau-kalau aku diculik orang jahat. Nah, ada menu yang sebenarnya sangat kusuka, ini makanan ala barat, seperti Lasagna atau Chicken Cordon Bleu. Untuk menikmatinya, duduk di meja makan sendirian pun tak masalah. Sementara itu, untuk makanan ala Indonesia aku tetap suka Nasi Gandul Khas Pati. Juga kueh-kueh tradisional seperti putu ayu, klepon, onde-onde, gethuk. Semuanya enak!

Belanja sendirian? Why Not

Ini nih yang jarang dilakukan para perempuan. Kalau belanja inginnya ditemani. Kalau bukan dengan pasangan, ya dengan teman. Alasannya beragam dari mulai bisa bertukar pikiran kalau ketemu barang baru, mengingatkan kebutuhannya, juga kalau uangnya kurang bisa pinjam teman. Namun, belanja sendirian tidaklah begitu serem. Selain lebih cepat karena tidak banyak tukar pikiran, sebelum belanja tulis dulu daftar kebutuhan yang perlu sehingga tidak ada barang tambahan sesampainya di tempat belanja. Jadi, pengeluaran tidak menggembung dan kantong tetap aman.

Aku termasuk yang cuek saja kalau belanja sendirian. Tak perlu menunggu pasangan atau teman untuk aktivitas yang satu ini. Kalau menunggu belum tentu segera, lalu kebutuhan tidak tersedia di rumah. Wah, bisa-bisa tidak mandi kalau sabun sudah habis. Mending belanja sendiri. Kebutuhan tetap terjaga, cepat, dan kantong aman. Saat tidak ada kebutuhan yang mendesak, sesekali aku window shopping alias cuci mata dulu. Buku, baju, kosmetik, sepatu, dan makanan. Kalau ternyata saat window shopping malah kepincut suatu barang, ini mengganggu. Biasanya ditahan dulu sampai nafkah dari pasangan turun. Kalau toh saat didatangi lagi sudah tidak ada, itu namanya tidak berjodoh. Relakan saja.


Sebenarnya masih banyak aktivitas lain yang biasa kugunakan untuk mengisi waktu sendirian. Aku bukan orang yang kemana-mana minta ditemani, aku mencoba tetap mandiri dan tidak cengeng. Kata salah satu temanku yang hobi jalan-jalan sendirian, “Kalau kesasar kan sendirian, tidak menyusahkan teman. Apalagi menunggunya berdandan, wah, rempongnya”. Menurutku, tidak menakutkan untuk menjadi sendirian. Banyak aktivitas positif yang bisa dilakukan seperti contoh di atas. Tak ada salahnya mencoba hal-hal baru.

Being alone is not a big worry. I am alone, and I am happy. What should I do next? Extra schedules, maybe


Disclaimer
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)

Above article written by Unknown

bean
Hi there!, You just read an article Sendiri? Siapa takut! . Thank you for visiting our blog. We are really enthusiastic in Blogging. In our personal life we spend time on photography, mount climbing, snorkeling, and culinary. And sometimes We write programming code.
«
Next
Newer Post
»
Next
Older Post

Silakan beri komentar dengan akun facebook Anda