Cinta...hmmm, Opo aaa? heleh rak dong!!! cuman bisa menyimpulkan...
1. mencintai adalah mengagumi dalam hati, mengagumi adalah mencintai dengan pikiran.
2. mencintailah bukan karena akan, tetapi walaupun.
3. mencintai adalah "BUNUH DIRI"
4. cinta membantu kita untuk mati dengan jalan bagaimana itu hidup.
5. cinta adalah afirmatif sekaligus negasi, hal yang tidak dipahami oleh logika baik deduktif maupun induktif.
Mari kita baca dan renungkan...
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua.. mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ketiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang..
Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan menemani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa yang dia alami seharian walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Pak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk Ibunya.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya sudah yang keempat kalinya, "kami mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian".
Bu Suyatno waktu jek iseh enom ...hmmm |
Dia telah melahirkan kalian ... sejenak kerongkongannya tersekat kalian yang selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?
Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaannya sekarang?, kalian menginginkan Bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yang sedang sakit?
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata Ibu Suyatno dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu..
Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran serta perhatian maka itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu..
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kami dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintai apa adanya.. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,
Demikian kata pak Suyatno...