Tempat ini merupakan salah satu tujuan wisata alam yang memiliki pemandangan indah nan mempesona sejauh mata memandang.
Puncak Suroloyo memiliki kaitan sejarah dengan Kerajaan Mataram Islam. Dalam Kitab Cabolek yang ditulis Ngabehi Yasadipura pada sekitar abad ke-18 menyebutkan, suatu hari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang kala itu masih bernama Mas Rangsang mendapat wangsit agar berjalan dari Keraton Kotagede ke arah barat.
Petunjuk itupun diikuti hingga dia sampai di puncak Suroloyo ini. Karena sudah menempuh jarak sekitar 40 km, Mas Rangsang merasa lelah dan tertidur di tempat ini. Pada saat itulah, Rangsang kembali menerima wangsit agar membangun tapa di tempat dia berhenti. Ini dilakukan sebagai syarat agar dia bisa menjadi penguasa yang adil dan bijaksana.
Jika cuaca cerah, biasanya pada pagi hari kita bisa melihat empat gunung besar di Jawa, yaitu Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Dari tempat ini juga kemegahan Candi Borobudur yang berada di Magelang juga bisa dilihat dengan jelas.
Puncak Suroloyo terletak di Keceme, desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, 45 km dari Yogyakarta. Yang sesungguhnya berada pada perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jika berangkat dari Yogjakarta membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam untuk sampai ke Puncak Suroloyo. Oyin berangkat pukul 3 pagi, dan kondisi jalan sangat sepi, apalagi setelah memasuki kecamatan Kalibawang, jalan mulai menanjak, sepi, dan udara sangat dingin.
Semakin lama tanjakan semakin ekstrim, suasana subuh benar-benar berbeda karena pada pagi itu semua gelap, hanya beberapa kali melewati pemukiman penduduk, selebihnya adalah bukit dan jurang,
Setelah melewati total 286 anak tangga akhirnya kami tiba dipuncak tertinggi Suroloyo pada pagi hari. Kami rombongan pertama pada pagi itu, belum terlihat rombongan lain di puncak Suroloyo.
Sembari mengatur nafas dan beristirahat kami juga menikmati keindahan lampu-lampu kota yang nampak dari kejauhan mulai dipadamkan satu-persatu. Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya sedikit demi sedikit terlihat pancaran cahaya dari ufuk timur tepat dibalik gunung merapi yang langsung menyinari dataran didepannya. semakin lama cahaya yang dipancarkan semakin terang dan jangkauannya pun semakin luas, dan tak lama kemudian nampak gunung Sindoro dan Sumbing yang berdiri dengan gagah.