Pak Lik menunjukkan hasil tangkapan bandeng dari tambak |
Mungkin belum banyak yang melihat bagaimana ikan bandeng yang masih hidup yang dibudidayakan di dalam tambak. Umumnya kita hanya mengetahui ikan bandeng siap saji, entah digoreng atau dijadikan bandeng presto.
Salah satu penyuluh perikanan yang cantik di kecamatan Juwana |
Di daerah Pati sendiri, lokasi budidaya ikan bandeng tersebar di beberapa kecamatan, yaitu : Juwana, Trangkil, Tayu, dan Dukuhseti.
Umumnya di kecamatan ini penduduk berprofesi sebagai petani tambak yang menghasilkan ikan bandeng. Dari beberapa kecamatan tadi, kwalitas hasil ikan bandeng yang dihasilkan juga berbeda-beda rasa dagingnya.
Kwalitas daging ikan bandeng dipengaruhi oleh tanah tambak tempat budidaya. Beberapa orang berpendapat, kwalitas ikan bandeng yang paling baik adalah dari kecamatan Dukuhseti dan Tayu.
Mengapa begitu?, karena tanah yang ada di daerah Dukuhseti dan Tayu mengandung zat kapur dengan kadar rendah, sehingga rasa daging ikan bandeng terasa lebih enak dibandingkan daerah Trangkil dan Juwana yang memiliki kadar zat kapur dalam tanah lebih tinggi.
Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan bandeng dari kecil sampai siap panen kurang lebih 6 bulan. Dimana satu bulan pertama berupa pembenihan, setelah benih (nener) berumur satu bulan, kemudian dipindahkan ke dalam tambak untuk pembesaran selama maksimal 5 bulan.
Dalam waktu budidaya tersebut perlu adanya sirkulasi air yang bagus baik dari laut atau sungai serta persediaan makan yang tercukupi.
Panen ikan bandeng biasanya dilakukan secara langsung ketika hendak dijual. Jadi kualitas ikan segar dapat dipertahankan. Tempat menjual hasil panen ikan bandeng adalah Pasar Tayu yang buka pada jam 21.00 hingga jam 04.00 WIB dan pasar Juwana yang buka pada pagi hari hingga malam hari. Kedua pasar ini selalu ramai dikunjungi orang yang ingin membeli bandeng terutama dari luar kota.
Ikan Bandeng bersifat Eurihalien atau tahan terhadap perubahan salinitas (kadar garam) dari 0 promill s/d 25 promill, pembesaran ikan bandeng butuh pakan alami berupa klekap (sejenis lumut) atau pemberian pakan tambahan/buatan yang berkualitas.
Jika budidaya ikan bandeng hanya mengandalkan pakan alami, maka saat panen akan menghasilkan 5-6 ekor/kg, tapi jika ditambah pakan tambahan yang baik, maka saat panen bisa mencapai ukuran 4-5 ekor/Kg. Sifat produk perikanan berfluktuasi, di mana saat panen melimpah harganyapun murah demikian sebaliknya.
Untuk mengatasi hal itu para petani tambak banyak yang menjual produk dalam bentuk olahan, misalnya bandeng presto (duri lunak), pengasapan, dan bandeng tanpa duri. Bandeng termasuk ikan yang banyak digemari karena rasanya yang gurih. Sayangnya, duri ikan bandeng cukup banyak dan tentu saja mengganggu kenikmatan saat kita menyantap.
Tapi jangan khawatir, cara membuat bandeng tanpa duri sangat mudah yaitu dengan menggunakan pisau dan pinset, untuk menghilangkan duri bandeng kita harus mengenal dulu letak duri yang terdapat pada tubuhnya, Oyiners bisa perhatikan gambar susunan duri pada tubuh bandeng di bawah ini. Pertama, ikan bandeng dibelah dua dengan pisau. Kemudian duri-duri tersebut dicabut dengan pinset.