Pulau Jawa mempunyai berbagai kumpulan etnik: Jawa ( Jawa Tengah dan Jawa Timur), Sunda di Jawa Barat dan Madura di pulau Madura, Jawa Timur. Kumpulan etnik ini mempunyai masakan khas daerahnya.
Ada kemiripan pada masakan-masakan khas daerah tetapi perbedaan utama terletak pada rasanya. Masakan Jawa Tengah adalah lebih manis dan kurang pedas, sementara masakan Jawa sedikit gula dan lebih pedas cenderung asin, kemungkinan dipengaruhi oleh masakan Madura.
Masakan Jawa (tidak termasuk orang Sunda dan Madura) secara besar dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
- Masakan Jawa Barat
- Masakan Jawa Tengah, dan
- Masakan Jawa Timur
Kenapa masakan Jawa Tengah terkenal manis, hal ini akibat adanya sistem tanam paksa (Cultuur stelsel) saat Indonesia dijajah oleh Belanda.
Tahun 1830, Gubernur Jenderal Van den Bosch memaksa petani untuk menanam tanaman komoditas ekspor seperti kopi dan tebu untuk mengisi kas yang terkuras akibat perang melawan Pangeran Diponegoro.
Di Jawa Barat, petani dipaksa menanam teh, di Jawa Tengah dan Timur diharuskan menanam tebu, 70 persen sawah harus berganti menjadi lahan tebu. Akibatnya, beras menjadi berkurang dan rakyat harus menganti sumber karbohidratnya dengan air perasan tebu untuk makan. Ketika Tanam Paksa dihapuskan, bisnis gula tetap dilanjutkan oleh swasta Belanda, Thionghoa, dan raja-raja Jawa.
Dari sinilah keraton mendapatkan pemasukan. walaupun bisnis gula meredup tahun 1930, pabrik gula telah mengubah gaya hidup keluarga kraton Solo dan Jogyakarta, termasuk gaya kulinernya yang terbawa yaitu selalu masak makanan yang manis-manis. Sampai akhirnya Sultan Hamengkubuwono VIII pun terkena sakit gula karena kegemaran beliau akan makan enak.