Sebuah mahakarya Sang Pencipta yang sungguh mengagumkan terpampang di hadapan. Sungai bawah tanah yang masih satu sistem dengan Kalisuci mengalir dengan deras. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90 meter membentuk satu tiang cahaya, menyinari flowstone yang indah serta kedalaman gua yang gulita.
Air yang menetes dari ketinggian turut mempercantik pemandangan. Sesaat Oyin tidak mampu berkata-kata, hanya ada perasaan takjub dan terpesona. Akhirnya dengan mata kepala sendiri Oyin bisa menyaksikan lukisan alam yang dikenal dengan istilah cahaya surga.
Menuju Luweng Grubung dengan memasuki sebuah entrance (mulut gua) yang berukuran sangat besar. Jomblang & Grubug dihubungkan dengan sebuah lorong sepanjang 300 meter. Aneka ornamen cantik turut menghiasi lorong ini, seperti batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang indah.
Tak berapa lama berjalan terdengar suara gemuruh dan seberkas cahaya terang di tengah kegelapan. Oyin pun mempercepat langkah guna melihat apa yang ada di depan. Tampak aliran sungai bawah tanah yang sangat jernih dan dingin.
Pemandangan yang ada di depan mata mengundang decak kagum. Jika di atas sejauh mata memandang hanya akan menemui perbukitan karst dan jati yang meranggas, maka di perut Gua Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur.
Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba. Sejak proses runtuhnya tanah ke bawah, vegetasi ini terus hidup dan berkembang biak hingga saat ini.
Waktu terbaik untuk menikmati keindahan Gua Grubug adalah pukul 10.00 - 12.00. Sebab pada saat itu matahari berada di atas kepala sehingga tercipta cahaya surga yang indah.
Jumlah maksimal yang diijinkan untuk masuk Gua Jomblang dalam waktu yang bersamaan adalah 25 orang. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekosistem dan kondisi gua.