Seiring berkembangnya IT, kini segala arus informasi bisa segera tersebar hanya melalui perantaraan udara. Udara akan menghantarkan gelombang informasi tentang dunia. Peranan media masa tidak dapat dilepaskan dari arti keberadaan media itu sendiri. Marshall McLuhan, seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa ”media is the extension of men”.
Media telah menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan, dan pemikiran terhadap kenyataan sosial. Oleh karenanya, media semakin marak digunakan sebagai penggiring opini masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan begitu, media pun telah menjadi alat pembentuk citra.
Terlebih lagi pada masa kampanye, baik dari tingkat daerah maupun tingkat nasional. Semua kandidat benar-benar menggunakan media secara masif (dilakukan secara besar-besaran) dan sistematis (dengan perencanaan dan pengkoordinasian secara matang). Terlepas dari konten kampanye yang disampaikan, para kandidat tidak segan-segan mengeluarkan dana kampanye yang tidak sedikit demi menggiring opini masyarakat melalui penguasaan media.
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa perkembangan manusia pada zaman modern, tidak terlepas dari peran media. Media telah menjadikan dunia terasa datar.
Pandangan masyarakat terhadap suatu permasalahan di negeri kita pun tidak terlepas dari peran media. Peran media menjadi sangat vital karena bertanggung jawab dalam membentuk opini masyarakat.
Bernard Berelson mengatakan bahwa opini publik merupakan pertukaran informasi yang membentuk sikap. Opini publik mempunyai kompetensi berupa pengaruh yang tidak sedikit dalam kehidupan sosial. Siapa yang trampil dalam mengolah opini, akan menjadi pemenangnya dalam sebuah kompetisi.
Opini yang berkembang di masyarakat akan menjelma menjadi sikap dan mentalitas dari masyarakat itu sendiri. Sebuah pemikiran yang tersampaikan pada masyarakat akan menjadi dasar bagi tindak-tanduk perilaku masyarakat.
Tak jarang dampak media massa bisa membuat perilaku masyarakat bersifat “beringas” begitu mendapat suatu informasi atau berita.
Media massa sebagai penggerak opini publik menjadikannya sebagai alat pengonstruksi masyarakat. Namun, di samping itu, masyarakat pun dituntut untuk bisa berlaku arif dan bijak dalam menyikapi suatu pemberitaan yang diperolehnya, jangan serta-merta terpancing sebelum mengetahui kebenaran dari suatu pemberitaan.
Opini publik bisa dibentuk, dalam arti direncanakan atau dimanipulasi dalam berbagai kegiatan seperti propaganda, publisitas, jurnalistik, periklanan, dan metode komunikasi lainnya. Dalam peperangan opini publik, sutradara yang baik dalam mengatur lakon akan memenangkan persaingan ibarat sebuah pertandingan.
Demikian juga halnya pada sebuah industri, pembentukan opini publik yang menarik akan membangkitkan niat masyarakat untuk mencintai produk yang dihasilkannya. Yang kalah akan masuk gudang, kemudian berselimut debu, akhirnya menjadi barang rongsokan.
Karena mendengarkan isu yang menyatakan Prabowo-Hatta menang di putusan MK, ratusan pendukung Prabowo ini menyanyi, sujud syukur, dan berpelukan. Padahal Prabowo kalah.
Ada tahapan perkembangan suatu opini yaitu die luftartige, die flussige, die fastige.luftarig.
- luftarig adalah opini publik laksana uap, yang tahap perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuknya yang nyata
- flussig menmpunyai sifat seperti air dengan bentuknya yang nyata, namun masih bisa dialirkan
- fastige adalah opini publik yang sudah solid (kuat)
Pendukung fanatik Jokowi kemudian membuat istilah baru yakni pasukan nasi bungkus (panasbung),
untuk membuat ramai dunia maya dengan isu-isu soal Jokowi.
TIM menarik banyak orang untuk dilibatkan dalam serangan udara tersebut. Kebanyakan itu penjaga toko, penjaga gerai telepon seluler, ada juga yang tukang becak. sumber tulisan
Iklan layanan masyarakat untuk penggiring opini agar masyarakat bersimpati
Iklan layanan masyarakat untuk penggiring opini agar masyarakat tidak bersimpati
Pembentukan opini publik yang tidak tepat akan berbalik menjadi pencitraan yang buruk, jika diibaratkan adegan sebuah film, membuat opini publik harus ada skenarionya juga. Jadi tidak asal, karena bisa berdampak buruk.
.
Kejelian dalam memilih isu kecil bisa berdampak besar jika dimuat pada media mainstream. (Prabowo tak ladeni cipika cipiki Jokowi)..
Sebagian besar ketidaksetujuan orang lain kepada Anda, bersumber dari sudut pandang yang berbeda dalam melihat satu hal yang sama. Bersabarlah dan tetaplah berlaku penuh hormat dalam perbedaan pendapat. Itulah kedewasaan.