Warna digunakan sebagi simbolisme karena mempunyai kiasan dan nilai filosofis. Memahami warna akan menguatkan makna dalam penggunaan karya desain.
Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain yang ada di sekitarnya. Warna juga merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata kita yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Baik itu benda mati atau benda hidup.
Warna bisa kita lihat karena ada interaksi atau karena ada saling mempengaruhi antar warna itu sendiri. Warna biru dengan kadar pencahayaan yang sama akan terlihat berbeda penampilannya bila diletakkan di atas latar yang berbeda atau didekatkan dengan warna yang berbeda pula.
Setiap warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Dengan memahami berbagai hal mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkanpun sangat beragam.
Dari berbagai macam warna yang ada, sebagai warna yang paling dasar adalah merah, biru, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat diubah menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkan.
Warna gelap dan warna terang akan menimbulkan kesan yang berbeda.
Warna gelap yang sampai ke mata kita akan dianalisa oleh otak kita dan menghasilkan kesan dingin yang kita rasakan. Begitu sebaliknya dengan warna terang akan terasa hangat dan panas.
Seperti yang kita pelajari dalam pelajaran Fisika di mana panjang gelombang warna merah lebih panjang daripada gelombang warna ungu. Itu berarti warna merah yang terang dan terasa panas akan lebih cepat ditangkap mata kita dibandingkan dengan warna ungu yang terkesan gelap dan terasa dingin.
Yang dikategorikan sebagai warna-warna panas yaitu kuning kehijauan, kuning, kuning kejinggaan, jingga, jingga kemerahan, dan merah. Yang dikategorikan sebagai warna-warna dingin yaitu hijau, hijau kebiruan, biru, biru keunguan, dan ungu.
WARNA SEBAGAI SIMBOLIK
Ada warna-warna tertentu yang bisa mewakili perasaan kita. Seperti bila kita sedang berduka atau menengok orang berduka, tidak etis rasanya bila kita memakai pakaian yang bercorak atau berwarna cerah. Karena warna cerah adalah wakil dari perasaan yang cerah atau gembira.
WARNA SEBAGAI PETUNJUK PRAKTIS
Warna juga erat kaitannya dengan pola tingkah laku masyarakat. Seperti memberi petunjuk ke suatu jurusan, memberi instruksi dan memberi peringatan. Lampu lalu lintas yang memberi isyarat berhenti diinstruksikan dengan warna merah. Hati-hati dengan warna kuning dan jalan dengan warna hijau.
WARNA, BENTUK DAN KECEPATAN
Warna juga erat kaitannya dengan bentuk dan kecepatan. Hubungan ini telah diteliti oleh The International Safety Colour Codes yaitu suatu lembaga untuk keselamatan kerja dan lalu lintas di New York, A.S. Dalam kecepatan tinggi warna merah dan kuning akan terlihat samar.
Warna hijau dan biru terlihat jelas. Makanya tanda-tanda lalu lintas di jalan raya yang biasa kendaraan memacu kecepatan tinggi dibuat segi empat ditulis dengan huruf putih di atas dasar hijau atau biru.
Bentuk segi empat adalah bentuk yang tampil dengan wujud yang utuh, diam, dan stabil. Sedangkan segitiga berwujud tajam-tajam, tampil dengan sifat yang terarah. Bentuk lingkaran memberi kesan berputar dan bergerak.