Sego gandulan khas desa Gajah Mati Pati
Latar Belakang
Dinamakan sego gandul (nasi gandul) karena pada awalnya penjual masakan ini membawa dagangannya dengan cara dipanggul dengan mengunakan bambu. Pada ujung bambu itu diikatkan bakul nasi pada satu sisi dan kuali tempat kuah pada sisi yang lain, sehingga saat penjual masakan ini berjalan untuk menjajakan masakannya, kedua sisi bambu ini terlihat bergelayutan (gandulan) bakul nasi dan kuali tempat kuahnya.
Orang yang pertama kali menjual nasi gandul ini berasal dari desa Gajah Mati, Pati; itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun sekarang sudah banyak penjual nasi gandul yang bukan berasal dari desa tersebut tapi tetap menuliskan kata Gajah Mati pada sepanduk tempat jualan mereka.
Cara Penyajian
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya menggunakan pincuk atau piring yang dialasi dengan daun pisang. Makannya menggunakan suru, yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai penganti sendok.
Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok dan garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Membeli satu pincuk atau satu piring nasi gandul hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual seprti tempe goreng, perkedel, telor pindang, daging atau jerohan sapi.
Nah itulah sedikit cerita tentang awal mula sebutan atau nama sego gandul ini, Jadi tidak hanya manusia saja yang bisa gandulan (bergelayut).
Okey Oyiners berminat untuk memasak sego gandul ini ? jika ya, berikut resep lengkap yang Oyin dapatkan langsung dari penjual sego gandul asli dari desa Gajah Mati - Kabupaten Pati Jawa-Tengah.
Bahan:
1 kg daging sapi dan jeroan (usus, paru, jantung, babat)
1 liter santan
Bumbu untuk Merebus Daging Sapi:
4 sdm kecap manis
minyak goreng secukupnya
gula merah secukupnya
garam secukupnya
Haluskan:
1 sdt ketumbar
1 sdt jintan
1 ruas jari (2 cm) lengkuas
1 ruas jari (2 cm ) kencur
5 lembar daun jeruk nipis
100 g bawang putih
50 g kemiri
Bumbu untuk Kuah Gandul:
500 g daging tetelan sapi
3 butir kelapa, kupas, parut, ambil:
1 liter santan kental
3 liter santan encer
Haluskan:
1 ruas jari (2 cm) jahe
1 ruas jari (2 cm) kencur
1 ruas jari (2 cm) lengkuas
1 sdm jintan
1 sdm merica/lada hitam
1 sdm ketumbar
50 g kemiri
250 g bawang putih
100 g bawang merah
100 g cabai merah (direbus utuh sebentar)
terasi secukupnya
garam secukupnya
gula merah secukupnya
Cara membuat:
Daging : Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak goreng sampai harum.
Masukkan santan, gula merah, garam, dan kecap manis, kemudian masukkan daging dan jeroan.
Teruskan memasak dengan api kecil sampai daging empuk. Tiriskan daging dan jeroan.
Goreng daging dan jeroan sampai berwarna kecoklatan.
Kuah Gandul:
Rebus tetelan sapi sampai empuk, kemudian potong kecil-kecil.
Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak goreng sampai harum.
Rebus 3 liter santan encer, dan masukkan tumisan bumbu ke dalamnya.
Tambahkan tetelan sapi, garam, gula merah, dan kecap manis.
Tambahkan santan kental dan terus memasak sampai mendidih, sambil diaduk agar santan tidak pecah
Penyajian:
Daging dan jeroan dipotong-potong kecil, taburkan ke atas nasi, dan disiram kuah gandul.
Resep diperoleh dari:
Nasi Gandul H.A. Warsimin
Jl. Kyai Pupus 33 Desa Gajah Mati RT 03/02 Pati, Jawa Tengah.
Semoga bermanfaat bagi Oyiners yang suka kuliner masakan Nusantara khususnya dari Jawa-Tengah.
Oyin Ayashi admits that though we try to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Postings may contain Information, speculation or rumor. We find images from the Web that are believed to belong in the public domain. If any stories or photos that appear on the site are in violation of copyright law, please write in comment box and we will remove the offending section as soon as possible. (Oyiners = Blog reader)