Hmmm... bagi masyarakat luar kota Kabupaten Nganjuk (Jawa Timur) pasti bingung mendengar nama nasi lumpur. Lain ladang lain belalang kata pepatah. Yah, memang begitulah kehidupan masyarakat Nusantara yang majemuk, banyak memiliki istilah dalam kata.
Ini informasi bagi Oyiners yang belum pernah mencicipi nasi lumpur (becek), agar menambah wawasan kuliner anda semua. Namun satu hal yang pasti, nasi becek sudah menjadi ikon Kabupaten Nganjuk.
Oyin sebagai penduduk luar kota Nganjuk saat pertamakali mendengar isitilah becek, pikiran langsung menghubungkan kata becek dengan lumpur . Karena lumpur pasti identik dengan becek, mana ada lumpur yang kerimg kerontang, iyaa.. towwww?
Oh dunia, kata tukang penagih pajak... ternyata setelah diberitahu oleh teman saat Oyin bertandang ke kotanya dan ditawari makan malam di luar, jadi istilah nasi becek ini bukan berarti nasi yang dicampur lumpur, tapi merupakan nasi yang disiram kuah soto kambing, sehingga nasi tersebut tampak menjadi becek atau nyemek!
Seperti yang dituturkan oleh Bu Sulastri, penjual nasi becek di pojokan perempatan Jl. A.Yani. meski sama-sama nasi becek, jika beda koki ternyata juga beda rasanya.
Nasi becek khas Nganjuk ini menggunakan banyak jenis bumbu, seperti sere, lada, pala, kapulaga, bawang merah dan putih. Belum lagi empon-empon (heleh, Oyin sendiri bingung dengan istilah empon-empon) seperti kencur, jinten dan semua jenis bumbu dimasukkan menjadi satu. Pokoknya semua bumbu masak dipakai semua. Tak heran bila rasa kuah becek sangat menggigit lidah.
Satu hal lagi yang menjadi ciri nasi becek Nganjuk. Pada tampilannya, nasi becek menyertakan ragam trancam yang terdiri dari irisan kol, kecambah, seledri dan beberapa tusuk sate.
Sealnjutnya,bumbu kacang dan sambel kemiri dimasukkan. Terakhir kuah soto dituangkan dalam keadaan panas. Tak hanya kuah tapi juga jeroan kambing seperti gajih (lemak) dan sedikit balungan (tulang belulang). Wuah, jika dilihat saja sudah menggoda selera.
.png){kind=logo}
