Fenomena Bulan Biru atau yang biasa disebut Blue Moon didefinisikan sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama. Walaupun disebut blue moon , warna bulan tidak serta-merta menjadi biru. Istilah blue moon muncul karena peristiwa alam ini jarang terjadi, hanya dalam dua hingga tiga tahun sekali.
Orang kemudian menyebutnya blue moon, sesuai dengan idiom yang berkembang di barat untuk menggambarkan hal ini jarang terjadi.
Di Macedonia, fenomena bulan biru tampak merah. Sementara di Athena, bulan biru justru terlihat putih kekuning-kuningan. Di Palestina, bulan biru juga terlihat biru kekuning-kuningan. Tapi, di Ekuador, bulan biru tampak putih kebiru-biruan. Di Damaskus, bulan biru terlihat putih dengan beberapa bagian berwarna biru.
Bulan Biru pernah terjadi pada 31 Juli 2004, 31 Desember 2009, dan 31 agustus 2012. Bulan Biru biasanya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya sekali dalam setahun. Namun, dalam periode 19 tahun sekali Bulan Biru bisa terjadi dua kali dalam setahun. Pada 1999, misalnya, Bulan biru terjadi pada bulan Januari dan Maret.
Terjadinya Bulan Biru berkaitan dengan penanggalan Masehi dan Bulan. Satu tahun dalam kalender Masehi berjumlah 365 hari, sementara dalam kalender Bulan berjumlah 354 hari. Sisa hari akan diakumulasikan sehingga pada tahun tertentu akan terjadi dua purnama dalam sebulan.
Penyebab terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan penanggalan. Sejarah mencatat, biasanya dua Blue Moon dalam setahun terjadi pada bulan Januari dan Maret.
Blue Moon dalam bulan Januari terjadi menjelang akhir bulan. Karena Februari umumnya berjumlah 28 hari, maka pada bulan itu tak ada purnama sama sekali. Purnama selanjutnya baru terjadi pada awal Maret. Blue Moon pada Maret bisa terjadi karena Maret berjumlah 31 hari.
Bulan Biru biasanya dianggap sebagai kiasan karena sebenarnya bulan memang tidak tampak berwarna biru. Istilah Bulan Biru diberikan karena fenomena purnama dua kali dalam sebulan jarang terjadi. Meski demikian, sejarah juga mencatat bahwa Bulan Biru itu nyata. Artinya, bulan memang tampak kebiruan.
Benar-benar biru
Jika di bumi terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi, sesaat setelahnya bulan bisa terlihat berwarna kebiruan. Jelaga dan partikel abu yang tersimpan di atmosferlah yang terkadang bisa membuat bulan berwarna biru.
Bulan terlihat kebiruan saat asap akibat kebakaran hutan yang luas di bagian barat Kanada. Fenomena itu terlihat di bagian timur Amerika Utara pada akhir September 1950. Demikian pula saat terjadi letusan gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, bulan juga dilaporkan berwarna biru. Juga sesaat setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.
Situs NASA menyebutkan bahwa bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron). Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi.
Bulan Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.
Berdasarkan penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan bulan menjadi tampak biru.