Prologue
Recent post
-
Pada dasarnya hampir seluruh jenis tumbuhan dapat menghasilkan zat warna alami yang dapat digunakan pada proses pewarnaan batik ( Natural ...
-
T entu kita sudah sangat akrab dengan beberapa kosakata ekonomi atau politik yang sedang hits di negeri ini. Siapa yang tidak tahu maksud d...
-
Mendengar kata bakaran pikiran kita pasti akan menghubungkan dengan nyala api, nah pada artikel ini, Oyin bercerita asal mula nama Desa Baka...
-
Perancis dan Mesir memiliki keterikatan sejarah, politik, hukum, dan budaya yang sangat erat sejak ratusan tahun lalu. Khususnya ketika K...
-
Untuk menghilangkan rasa stress yang berkepanjangan, bagi yang mengerti bahasa Jawa, terutama dari Jogja, ini ada postingan menarik yang per...
-
Dahulu mungkin hanya benda-benda yang tidak bisa dimakan saja yang bisa menggunakan cat semprot, tapi kini cat semprot tidak lagi identik d...
-
Cahaya ternyata juga bisa menjadi salah satu jenis polusi. Definisi dari polusi cahaya adalah "dampak buruk akibat cahaya buatan ma...
-
Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dan gula yang dibungkus dengan kulit dari tepung terigu kemudian dipanggang...
Do before you die
Epilogue
Akan ada pagi esok hari. Sama seperti pagi ini dan sebelumnya. Selalu saja matahari muncul di ufuk timur diikuti riuh kokok ayam bersahutan. Kemudian embun memanas dan kering pada dahan yang terbangun dari kemalasannya. Nyala siang menggebu menyayat kulit dan debu menyaingi pandangan mata ke sekitarku.
Denting, yang tak pernah melaju surut, tenang dalam diamnya namun kadang menggilas pesona senja lalu menjadikannya gelap oleh malam. Langkahku pelan kembali pada malam-malam seperti biasanya. Senjaku selalu sama seperti pagiku. Dan di antara siang dan malam yang berganti aku bersembunyi dalam sesak dada. Riuh sekali kudengar di sana berteriak pada Sang Kuasa, meskipun hening yang selalu tampak pada bola mata sayu ini. Seolah mencari pagi yang tak sama. Seolah mengharap siang dan malam yang menjelmakan mimpi-mimpiku.